WIKA kejar proyek Timor Leste dan Aljazair



SINGAPURA. Pasca meraih kontrak atas ekspansi ke luar negeri senilai Rp 1,65 triliun, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berharap sampai akhir tahun ini bisa meraih nilai kontrak luar negerinya bisa hingga Rp 5 triliun.

Perinciannya: pada awal tahun WIKA memperoleh kontrak pembangunan pusat perbelanjaan di Kuching, Malaysia senilai RM 48 juta atau sekitar Rp 177,6 miliar.

Lalu akhir pekan kemarin, WIKA berhasil mendapatkan kontrak baru dari Noble Twin Dragons Pte Ltd (NTD) untuk konstruksi Pyay Tower & Residences di Yangon, Myanmar senilai US$ 125 juta atau senilai Rp 1,478 triliun (kurs tengah BI Rp 11.831 per dolar).


"Semula kami targetkan pendapatan kontrak baru dari luar negeri Rp 500 miliar. Tapi, dengan adanya kontrak dengan Noble Twin Dragons ini targetnya sudah terpenuhi," kata Direktur WIKA Destiawan Soewardjono akhir pekan lalu.

Dia menyatakan, kontrak dengan NTD itu adalah kontrak yang sudah didapat yang paling besar untuk tahun 2014. Khusus kontrak ini karena sifatnya joint venture (JV) internal bukan melalui tender,  maka ada kemungkinan bagi WIKA untuk mengembangkan bisnis lain di luar negeri.

Maksudnya, selama ini di luar negeri, WIKA hanya fokus dalam bisnis konstruksi infrastruktur, padahal di Indonesia WIKA juga kuat dalam bisnis pengelolaan dan pembangunan gedung sekaligus properti. "Sejak 2006 WIKA ekspansi di luar negeri, sudah saatnya sekarang lini bisnis di luar infrastruktur, mengambil potensi di luar negeri. Contohnya, Wika Gedung. Tentu saja harus dengan pertimbangan bahwa kami kuat di bisnis tersebut," ujarnya.

Menurut Destiawan, ekspansi Wika Gedung ke luar negeri bisa menambah pundi-pundi keuntungan perusahaan. Bisnis di luar negeri ini menjanjikan margin keuntungan lebih besar bagi Wika Gedung. "Di luar negeri kami selalu mengambil margin sekitar 10%. Kalau di sini 5% saja sudah untung, biasanya malah 2-3%," ujarnya.

Bidik Arab Saudi 2015

Meski sudah mengantongi kontrak triliunan dan melebihi target tahun ini, WIKA masih membidik beberapa proyek lagi yang berada di Aljazair dan Timor Leste. Contoh kontrak yang dibidik adalah pembangunan jalan.

"Saat ini masih proses tender dan evaluasi, mudah-mudahan bisa dapat. Kalau dapat semua tahun ini berarti kontrak dari luar negeri Rp 5 triliun," ungkapnya.

Manajemen WIKA membidik perolehan laba bersih dari luar negeri sebesar 10% dari total kontraknya. Jika berhasil kontrak mencapai Rp 5 triliun, maka laba bersihnya bisa mencapai Rp 500 miliar.

Dia mengungkapkan, untuk mewujudkan proyek di Aljazair dan Timor Leste, ahir September 2014 ini jika tak ada aral melintang, dirinya bersama Menteri BUMN akan terbang ke Aljazair untuk membahas kelanjutan proyek. Sementara, Timor Leste, WIKA  masih menunggu panggilan dari Presiden Timor Leste Xanana Gusmao.

Setelah proyek di Aljazair dan Timor Leste berhasil, manajemen WIKA juga membidik proyek baru di Arab Saudi. Namun, Destiawan bilang, proyek di Arab Saudi tak bisa diraih tahun ini. "Ini bukan tender, ini kerja sama, jadi kami harus set-up company dulu di sana. Semoga bisa tahun depan terealisasi," imbuhnya.

Dia bilang, proyek yang di Arab Saudi ini adalah bangunan residensial campur komersial sebanyak tujuh tower dengan nilai proyek ini mencapai Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun. Nantinya, WIKA akan proyek  akan digarap bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan