WIKA makin ringan pasca melepas anak



JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan melepas saham di salah satu anak usahanya yakni PT Wika Beton, ke publik. Menurut rencana, PT Wika Beton bakal menggelar initial public offering (IPO), Maret 2014.  

WIKA memilih jalan IPO lantaran Wika Beton membutuhkan dana cukup besar untuk membangun pabrik baru di Cilegon dan Lampung. Kebutuhan investasinya sekitar Rp 525 miliar. Dari IPO itu, harapannya Wika Beton bisa meraup dana Rp 1,5 triliun.

Kris Jonan, analis Ciptadana Securities mengatakan, rencana IPO Wika Beton tahun ini memberikan katalis positif bagi kinerja WIKA. Sebab, pasca IPO kapasitas produksi Wika Beton bisa bertambah. Sampai saat ini, Wika Beton telah merajai 50% pangsa pasar beton di Indonesia. Sementara, kontribusi ke pendapatan WIKA mencapai 20%.


Joko Sogie, analis Danareksa Sekuritas dalam risetnya,  21 Januari 2014, menyebut, IPO Wika Beton akan positif bagi WIKA. Sebab, kebutuhan investasi Wika Beton cukup besar di tahun ini.

Dengan melepas saham Wika Beton ke publik, menurut Joko, WIKA bisa lebih fokus untuk membiayai proyek ke anak usaha yang lain seperti bisnis konstruksi, properti dan lainnya. Tahun ini, anggaran belanja modal WIKA mencapai Rp 1,9 triliun. Sekitar 31,5% diantaranya untuk memenuhi belanja modal Wika Beton.

Joko menambahkan, WIKA  juga masih membutuhkan dana untuk mengembangkan bisnis aspal lewat akuisisi PT Sarana Karya (SAKA). "Pasca akuisisi, WIKA membutuhkan dana Rp 200 miliar untuk membangun pabrik ekstraksi aspal di Lawele, Pulau Buton," ujar dia.

Tapi, pemasukan WIKA juga besar. Terutama, dari pertumbuhan kontrak baru proyek engineering procurement construction (EPC). "Awal tahun ini, WIKA sudah memenangkan dua proyek EPC minyak dan gas senilai US$ 320 juta," imbuh Joko.

Selain proyek tersebut, WIKA juga baru saja meraih kontrak EPC dalam proyek pembangunan fasilitas produksi gas Matindok dari PT Pertamina EP. Tidak tanggung- tanggung, nilai kontrak proyek tersebut mencapai US$ 234 juta, atau setara Rp 2,8 triliun.

Kris mengatakan, WIKA akan mudah memenuhi target kontrak baru di tahun ini. WIKA menargetkan bisa mengantongi kontrak baru senilai Rp 25 triliun. "Kontrak dari Pertamina EP akan memberikan dorongan kuat bagi kinerja WIKA tahun ini," ujar dia.

Menurut Joko, proyek pemerintah masih akan menjadi salah satu lahan bagi WIKA.  "Kontrak baru cukup banyak berasal dari percepatan proyek pemerintah," kata dia.

Analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias Prasuryo memperkirakan, tahun ini pendapatan WIKA akan bertumbuh 19,6% menjadi Rp 15,048 triliun dari proyeksi pendapatan tahun 2013 sebesar Rp 12,572 triliun. Sedangkan, laba bersih bisa tumbuh 15,57% menjadi Rp 668 miliar.

Ketiga analis itu merekomendasikan buy saham WIKA. Joko memasang target harga WIKA di Rp 2.100. Adrianus memberi target harga WIKA di Rp 2.400. Dan, target harga WIKA versi  Kris sebesar Rp 2.250. Kemarin, harga WIKA naik 3,8% ke Rp 1.915.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana