WIKA membidik lima paket proyek MRT



JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), semakin gencar mencari kontrak baru. Kali ini, WIKA membidik proyek Mass Rapid Transit (MRT) tahap pertama yang membentang dari Lebak Bulus ke Bunderan Hotel Indonesia.

Direktur WIKA, Budi Harto, menjelaskan, perseroan akan mengikuti tender atas lima paket proyek MRT, yaitu dua paket MRT bawah tanah (underground) dan tiga paket MRT permukaan (elevated).

Untuk proyek underground, WIKA menggandeng perusahaan asal Jepang, yaitu Shimitsu. Adapun untuk elevated, WIKA menjalin kerjasama dengan Tokyo Corporation.WIKA serius mengikuti tender MRT karena proyek tersebut bernilai besar. Untuk paket underground, misalnya, dua paket yang diikuti WIKA bisa bernilai Rp 6 triliun. Jika WIKA-Shimitsu memenangi seluruh paket, WIKA bakal mendapatkan Rp 1,5 triliun, atau setara dengan 25% dari nilai total kontrak.


Sementara itu, tiga paket elevated bernilai total Rp 7,5 triliun. Jika WIKA-Tokyo Corp berhasil memenangi tiga paket tender tersebut, maka WIKA bakal kebagian Rp 1,88 triliun atau 25% dari total nilai proyek. "Kami optimistis menang, karena kami didukung anak usaha yaitu WIKA Beton yang sudah sangat kuat," ungkap Budi, Selasa (1/5).

WIKA juga kembali menjajaki proyek-proyek di luar negeri. Perseroan tertarik menggarap proyek di Libya yang sempat macet karena faktor keamanan. WIKA tengah bernegosiasi terkait penyesuaian nilai kontrak dengan pemerintah Libya. Selain itu, WIKA menjajaki proyek di Arab Saudi, Irak dan Myanmar.

Selama kuartal pertama tahun ini, WIKA berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 4 triliun. Kontrak itu meliputi beberapa proyek. Perinciannya, kontrak senilai Rp 530 miliar dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tanjung Batu. Kemudian kontrak Rp 285 miliar dari proyek pembangunan jembatan dan kereta api baru Jawa Tengah.

WIKA juga meraih kontrak dari pekerjaan rehabilitasi dan konsuntri bangunan sabo dam Sleman paket I senilai Rp 240 miliar. Kontrak Rp 323,2 miliar dari proyek procurement dan instalasi feronikel PT Aneka Tambang Tbk.

Proyek lanjutan JICT Tanjung Priok turut menyumbang perolehan kontrak Rp 172,6 miliar. "Sisanya Rp 360,3 miliar berasal dari proyek Bukit Golf Apartemen Surabaya," kata Natal Argawan Pardede, Sekretaris Perusahaan WIKA.

Hingga April, perolehan kontrak itu sudah menutupi 24,21% target kontrak baru tahun ini Rp 16,52 triliun. Harga WIKA kemarin naik 1,02% menjadi Rp 990 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini