WIKA mencari mitra proyek geotermal



JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terpaksa menunda pengerjaan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Gunung Tampomas di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Perusahaan pelat merah itu masih mencari mitra strategis untuk memulai pembangunan konstruksi proyek tersebut.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Natal Argawan P. menyebut, PLTP Tampomas adalah proyek PLTP pertama yang didapat Wika. "Karena risikonya besar, kami ingin mencari mitra yang sudah berpengalaman," tuturnya, akhir pekan lalu.

Natal mengklaim, saat ini Wika sedang menjajaki calon mitra lokal. Namun, Natal enggan mengungkapkan identitas calon mitra itu.


Itu sebabnya, dia belum bisa memastikan kapan pengerjaan PLTP Tampomas bisa dilanjutkan. Wika bisa mengelola PLTP Tampomas setelah memenangkan tender proyek itu dari PT PLN pada tahun 2008 silam. Semula, konstruksi proyek ditargetkan akan dimulai tahun ini hingga tahun 2013. "Survei sudah rampung. Kalau mitra sudah masuk, bisa langsung ke tahap selanjutnya, yaitu eksplorasi sumur," paparnya.

Rencananya, ada tujuh sumur yang harus dibor dengan biaya US$ 5 juta per sumur. Adapun keseluruhan proyek diperkirakan menelan investasi sekitar US$ 107 juta. "Karena teknologinya tinggi, biaya membangun PLTP lebih mahal ketimbang membangun pembangkit listrik lainnya," ungkap Natal.

Nah, karena masih mencari mitra, Natal juga enggan mengungkapkan sumber pendanaan proyek.

Sekadar catatan, Wika menggarap proyek PLTP Tampomas melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Jabar Power. Wika menguasai 55% saham, sedangkan sisanya 40% milik PT Jasa Sarana dan 5% milik PT Resources Jaya Teknik Management.

Rencananya, PLTP Tampomas punya kapasitas 50 MW. Seluruh listrik dari PLTP ini akan dijual ke PLN untuk selanjutnya dialirkan ke kawasan Sumedang. Kontrak jual beli listrik itu berlaku selama 30 tahun.

Selain PLTP Tampomas, Wika juga sedang mengerjakan lima hingga enam pembangkit tenaga gas dan diesel yang akan tuntas akhir tahun. Hingga semester I 2012 tahun ini, Wika sudah mengantongi kontrak baru senilai Rp 7,54 triliun, dari total target tahun ini Rp 32,09 triliun. Target itu naik 20,68% dari realisasi tahun lalu, Rp 26,59 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: