WIKA mendapat berkah dari proyek pemerintah



JAKARTA. Tahun ini, sektor infrastruktur cukup menggeliat. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pun ketiban berkah membanjirnya proyek infrastruktur. Malah, per September 2012, kontrak baru WIKA sudah mencapai 67,87% dari target 2012 sebesar Rp 16,5 triliun.

Ini artinya, kontrak baru WIKA sudah mencapai Rp 11,2 triliun. Kontrak tersebut antara lain berasal dari proyek Sudirman Suitte, Aston Priority, dan proyek pembangkit listrik tenaga mini gas (PLTMG) di Riau. Sedangkan, total kontrak tercatat (order book) WIKA hingga kuartal III 2012 mencapai Rp 27,3 triliun. 

Tak ayal, penjualan bersih WIKA pun naik 17,09% menjadi Rp 6,37 triliun year-on-year (yoy). Laba bersih juga naik 31,41% jadi Rp 282,57 miliar.Kontribusi terbesar masih berasal dari sektor konstruksi. Sepanjang Januari-September 2012, pendapatan jasa konstruksi mencapai Rp 2,43 triliun.


Sedangkan sektor mekanikal elektrikal dan produk beton masing-masing menyumbang Rp 2,28 triliun dan Rp 1,35 triliun.

Anthony Yunus, analis Kim Eng Securities Indonesia berpendapat, banyaknya proyek infrastruktur khususnya milik pemerintah membuat prospek WIKA kian cerah. Apalagi, berdasarkan data Tim Kerja Konektivitas Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), ada 435 proyek baru MP3EI yang akan dikerjakan. Nilainya mencapai Rp 421 triliun. "WIKA akan menjadi perusahaan yang diuntungkan dari adanya proyek pemerintah itu," kata Anthony, Selasa (20/11).

Maklum saja, selama ini sekitar 70% order book WIKA merupakan proyek milik pemerintah.

Sudah harga wajar

juga masih tercatat sebagai peserta tender proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta. WIKA mengikuti lima paket tender dari enam paket yang tender. Paket itu terdiri dari tiga proyek pembangunan elevated (jalan layang) dan dua paket underground (bawah tanah)

Pada proyek elevated, WIKA bekerjasama dengan Tokyo Corporation. Sementara dua proyek underground, WIKA bergabung dengan Obayashi Corporation, Hazama Corporation dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Nilai enam paket proyek mencapai Rp 16 triliun. Rencana peninjauan kembali proyek MRT oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang akan menunda proyek ini. "Itu bisa membatasi penguatan saham WIKA, tapi ini hanya sementara," kata Anthony.

Arief Budiman, analis Sucorinvest Central Gani pun melihat, prospek WIKA masih cerah. Dia memperkirakan, laba bersih WIKA bisa menembus Rp 454 miliar di 2012 dengan pendapatan Rp 9,25 triliun. Tahun depan, ia memprediksi, pendapatan WIKA bakal mencapai Rp 11,07 triliun dengan laba bersih Rp 567 miliar.

Namun, price earning ratio (PER) WIKA saat ini sudah mencerminkan harga wajar. Dus, para analis pun merekomendasikan hold pada saham WIKA.Target harga Arief di Rp 1.500 per saham dalam 12 bulan ke depan, mencerminkan PER 14,4 kali. Sedangkan, Anthony, dan Michele Gabriela, analis Trimegah Securities mamasang target harga Rp 1.400. Kemarin, saham WIKA turun 0,7% ke Rp 1.410. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana