KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty) akan masuk bisnis kawasan industri. Wika Realty berencana masuk dua proyek kawasan industri sekaligus, yakni di Makassar Sulawesi Selatan, dan Subang Jawa Barat. Dari kedua proyek itu, rencana pengembangan kawasan industri di Makassar lebih pasti. WIKA Realty memilih lokasi di Parangloe seluas 81 hektare (ha). Mereka sengaja memilih Parangloe karena lokasi tersebut terbilang strategis karena dekat dengan Pelabuhan Makassar New Port. WIKA Realty akan memulai pembangunan kawasan industr tersebut di tahun ini. Sejauh ini, anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tersebut masih dalam tahap mengeruk dan meratakan lahan.
Pengembangan kawasan industri Parangloe akan melibatkan perusahaan asal China, yaitu China City Construction Thirteenth Engineering Bureau Co Ltd. Ada pula satu perusahaan lokal yang akan terlibat di dalamnya. Porsi saham WIKA Realty dalam perusahaan patungan penggarap kawasan industri Parangloe mencapai 35%. "Partner China itu juga merupakan mitra WIKA dalam membangun kereta api cepat dan mitra kami dalam membangun TOD Jakarta River City," terang Agung Salladin, Direktur Utama PT Wijaya Karya Realty kepada KONTAN, Senin (9/10). Perkiraan nilai investasi pengembangan kawasan industri Parangloe sekitar Rp 1,6 triliun. Perinciannya, Rp 800 miliar untuk beli lahan dan Rp 800 miliar untuk mengembangkan infrastruktur. Karena kawasan industri di Makassar bakal menjadi debut perdana, WIKA Realty menggandeng konsultan Roland Berger. Menurut saran konsultan itu, mereka akan membangun kawasan industri Paranglo dengan konsep pergudangan. Targetnya pasar Indonesia bagian timur. "Kami akan buat
compact dan akan dilengkapi hunian juga di situ," jelas Agung. Sementara rencana pembangunan kawasan industri di Subang Jawa Barat belum bisa terealisasi tahun ini. Penyebabnya, WIKA Realty masih dalam tahap membikin perusahaan
joint operations (JO) bersama dengan pemilik lahan. Yang pasti, WIKA Realty akan menjadi pemilik saham mayoritas dalam perusahaan JO. Manajemen WIKA Realty menargetkan pembentukan perusahaan JO rampung sebelum akhir tahun 2017 karena, proses
legal due diligence sudah tuntas.
Total pengembangan lahan kawasan industri di Subang akan mencakup area sekitar 600 ha. WIKA Realty sudah memiliki lahan seluas 100 ha. Lahan selebihnya adalah milik perusahaan mitra bisnis. Manajemen WIKA Realty tak menyebutkan nilai investasi belanja lahan. "Tapi kami dapat lahannya masih murah karena pola
joint operations sekitar Rp 250.000 per meter," beber Agung. Sementara proyek nilai investasi pengembangan infrastruktur mencapai Rp 2 juta per meter persegi (m²). Kelak, kawasan industri di Subang tersebut berada di kilometer 83 jalan tol Cikopo–Palimanan (Cipali) dan dekat dengan Pelabuhan Patimban. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati