WIKA uber proyek pembangkit US$ 10,4 miliar



JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan saham bersandi WIKA memperluas bisnis pembangkit listrik.

WIKA saat ini tengah mengincar pembangunan 3 Independen Power Project (IPP) dengan kapasitas 2x2.600 MW. Total jenderal, 3 proyek tersebut bernilai sebesar US$ 7,8 miliar sampai US$ 10,4 miliar.

"Untuk 1 MW perlu dana US$ 1,5 juta - US$ 2 juta," ucap Suradi, Sekretaris Perusahaan WIKA, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.


Tiga IPP itu antara lain, IPP berkapasitas 2x1.000 MW di Serang. Lalu, IPP berkapasitas 2x1.000 MW di Banten. Kemudian, IPP dengan kapasitas 2x600 MW di Lampung.

Untuk IPP di Lampung, WIKA bekerjasama dengan Mitsubishi dan PT Bukit Asam (Perseo) Tbk (PTBA) yang telah mempunyai pengalaman di bidang kelistrikan.

Di proyek IPP tersebut, WIKA tak hanya menjadi kontraktor melainkan juga menjadi investor. Suradi berujar, WIKA telah memiliki lahan untuk tempat berdiri pembangkit listrik. Sehingga hanya perlu menggandeng beberapa pihak yang mempunyai dana.

Nah, untuk sumber pendanaan, WIKA menunggu Penambahan Modal Negara (PMN).

Sekedar informasi, WIKA berharap dapat mengantungi dana Rp 11 triliun dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) dngan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Di situ, pemerintah akan menyuntikkan dana Rp 7,2 triliun.

"Tergantung PMN mau memberi berapa. Penyertaannya, kami targetkan 20% di IPP," ucap Suradi.

Apabila tak mencukupi, WIKA masih memiliki ruang untuk mencari pinjaman perbankan. Suradi menyebut bahwa rasio utang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) WIKA yakni 2,3x dan gearing ratio 1,1x.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah