KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) membantah melakukan monopoli harga gabah di Serang, Banten. General Manager Kawasan Industri Terpadu Wilmar Serang Tenang Sembiring mengatakan perusahaan saat ini hanya menyerap 2,5 % dari keseluruhan produksi padi yang ada di wilayah Banten. Ia mengatakan selama periode Januari-Agustus 2023, jumlah gabah petani yang ia serap hanya mencapai 69,8 ribu ton. Sementara produksi gabah di Banten diperkirakan di angka 1,5 juta ton.
"Mengacu hal tersebut, persentase penyerapan gabah petani kami ada sekitar 2,5 persen. Jadi bagaimana kami bisa melakukan monopoli dan menentukan harga, sementara suplier kami juga berasal dari penggilingan padi di wilayah ini.” tutur Tenang dalam keterangannya, Rabu (12/9). Tenang juga memaparkan bahwa selama Agustus tahun ini, penyerapan GKP yang dapat diserap Wilmar Serang hanya 5% dari rerata realisasi produksi atau sekitar 200 ton per hari. Dikatakannya pula bahwa semenjak minggu pertama Agustus 2023, pihaknya hanya menyerap 1.750 metrik ton (MT) saja gabah. Baca Juga:
KPPU Bakal Panggil Wilmar Terkait Dugaan Monopoli Gabah Petani "Kita akan
stop supply beras karena tidak ada lagi stok gabah per hari ini, hanya ada stok 350 MT saja." ujarnya. Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bakal memanggil PT Wilmar Padi Indonesia pekan depan. Hal in berkaitan dengan dugaan monopoli harga gabah petani yang dilakukan oleh PT Wilmar. Dugaan tersebut berdampak pada tutupnya penggilingan padi karena tidak mendapatkan pasokan gabah dari petani.
"KPPU sudah panggil Wilmar, insyaAllah pekan ini diagendakan ketemu membahas itu," jelas Komisioner KPPU, Afif Hasubullah pada Kontan.co.id, Rabu (12/9). Afif mengatakan bahwa KPPU akan mulai mendalami dugaan ini setelah mendapatkan pernyataan dari berbagai pihak. Untuk saat ini pihaknya masih belum dapat menyimpulkan apakah dugaan tersebut benar adanya. "Kita nunggu keterangan Wilmar. namun, setiap ketidakstabilan di pasar pasti akan kita cermati, termasuk soal penyerapan gabah petani oleh pelaku usaha ini," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari