Jakarta. Majalah Fortune kembali mengumumkan daftar 500 perusahaan terbesar di dunia. Dalam daftar tersebut, terselip nama Wilmar International di posisi ke-300. Jakarta. Majalah Fortune kembali mengumumkan daftar 500 perusahaan terbesar di dunia. Dalam daftar tersebut, terselip nama Wilmar International di posisi ke-300 Prestasi Wilmar ini cukup mencolok. Tahun lalu nama perusahaan yang bergerak di industri perkebunan sawit ini masih belum terlihat di daftar. Tapi tahun ini perusahaan itu langsung menyodok ke posisi 300 perusahaan terbesar di dunia.Perusahaan ini memang mencetak kinerja luar biasa sepanjang 2008 lalu. Omzet perusahaan yang berbasis di Singapura ini mencapai US$ 29,15 miliar sepanjang 2008, naik 77% ketimbang di 2007. Wilmar juga berhasil mencetak laba bersih US$ 1,53 miliar. Artinya, laba bersih Wilmar naik 164% dari laba bersih 2007 yang cuma sebesar US$ 580,4 juta.Asal tahu saja, Fortune menyusun daftar perusahaan terbesar di dunia itu berdasarkan omzet, laba, aset serta jumlah karyawan. Apa yang membuat posisi Wilmar melejit? "Salah satunya karena kami melakukan konsolidasi," kata Max Ramajaya, Manajer Pengembangan Bisnis Wilmar International, kemarin (6/8).Pada 2007, Wilmar merger dengan perusahaan perkebunan milik Kuok Group, perusahaan milik Robert Kuok, paman dari Kuok Khoon Hong yang adalah salah satu pemilik Wilmar. Dampak konsolidasi itu lantas tercermin pada kinerja Wilmar di 2008. Selain itu, Wilmar terbantu dengan penyerapan produk sawit dan kedelai yang tinggi di China. Wilmar memasok 45% minyak makan China.Sekadar informasi, Wilmar International didirikan oleh Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus di 1991. Perusahaan ini mulai beroperasi di Kuala Tanjung dan Dumai. Ironisnya, Wilmar kini berbasis dan terdaftar sebagai perusahaan Singapura, kendati Wilmar menjadi perusahaan besar seperti saat ini tentu berkat Indonesia. Di saat awal berbisnis, Wilmar cuma mengakuisisi lahan seluas 7.100 hektar di Sumatra. Wilmar juga mengakuisisi sebuah pabrik penyulingan sawit berkapasitas produksi 100 metrik ton dan membangun satu pabrik lagi dengan kapasitas produksi 700 metrik ton.Wilmar juga terkenal sebagai produsen minyak goreng di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi minyak goreng Sania. Saat ini, selain Sania, Wilmar juga memproduksi minyak goreng bermerek Fortune. "Selain itu kami juga bermain di pasar minyak curah," ujar Max tanpa merinci lebih jauh.Perlahan tapi pasti, bisnis Wilmar terus berkembang. Di 1996 Wilmar ekspansi ke Malaysia. Saat ini, Wilmar punya tiga wilayah operasional terbesar, yaitu Indonesia, Malaysia dan China. Sejak akhir tahun lalu, Wilmar juga mulai merangsek ke Afrika.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Wilmar International Masuk Daftar Fortune's 500
Jakarta. Majalah Fortune kembali mengumumkan daftar 500 perusahaan terbesar di dunia. Dalam daftar tersebut, terselip nama Wilmar International di posisi ke-300. Jakarta. Majalah Fortune kembali mengumumkan daftar 500 perusahaan terbesar di dunia. Dalam daftar tersebut, terselip nama Wilmar International di posisi ke-300 Prestasi Wilmar ini cukup mencolok. Tahun lalu nama perusahaan yang bergerak di industri perkebunan sawit ini masih belum terlihat di daftar. Tapi tahun ini perusahaan itu langsung menyodok ke posisi 300 perusahaan terbesar di dunia.Perusahaan ini memang mencetak kinerja luar biasa sepanjang 2008 lalu. Omzet perusahaan yang berbasis di Singapura ini mencapai US$ 29,15 miliar sepanjang 2008, naik 77% ketimbang di 2007. Wilmar juga berhasil mencetak laba bersih US$ 1,53 miliar. Artinya, laba bersih Wilmar naik 164% dari laba bersih 2007 yang cuma sebesar US$ 580,4 juta.Asal tahu saja, Fortune menyusun daftar perusahaan terbesar di dunia itu berdasarkan omzet, laba, aset serta jumlah karyawan. Apa yang membuat posisi Wilmar melejit? "Salah satunya karena kami melakukan konsolidasi," kata Max Ramajaya, Manajer Pengembangan Bisnis Wilmar International, kemarin (6/8).Pada 2007, Wilmar merger dengan perusahaan perkebunan milik Kuok Group, perusahaan milik Robert Kuok, paman dari Kuok Khoon Hong yang adalah salah satu pemilik Wilmar. Dampak konsolidasi itu lantas tercermin pada kinerja Wilmar di 2008. Selain itu, Wilmar terbantu dengan penyerapan produk sawit dan kedelai yang tinggi di China. Wilmar memasok 45% minyak makan China.Sekadar informasi, Wilmar International didirikan oleh Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus di 1991. Perusahaan ini mulai beroperasi di Kuala Tanjung dan Dumai. Ironisnya, Wilmar kini berbasis dan terdaftar sebagai perusahaan Singapura, kendati Wilmar menjadi perusahaan besar seperti saat ini tentu berkat Indonesia. Di saat awal berbisnis, Wilmar cuma mengakuisisi lahan seluas 7.100 hektar di Sumatra. Wilmar juga mengakuisisi sebuah pabrik penyulingan sawit berkapasitas produksi 100 metrik ton dan membangun satu pabrik lagi dengan kapasitas produksi 700 metrik ton.Wilmar juga terkenal sebagai produsen minyak goreng di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi minyak goreng Sania. Saat ini, selain Sania, Wilmar juga memproduksi minyak goreng bermerek Fortune. "Selain itu kami juga bermain di pasar minyak curah," ujar Max tanpa merinci lebih jauh.Perlahan tapi pasti, bisnis Wilmar terus berkembang. Di 1996 Wilmar ekspansi ke Malaysia. Saat ini, Wilmar punya tiga wilayah operasional terbesar, yaitu Indonesia, Malaysia dan China. Sejak akhir tahun lalu, Wilmar juga mulai merangsek ke Afrika.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News