Wilmar kejar pasar terigu Pulau Jawa



JAKARTA. PT Wilmar Indonesia yakin bisa mencuil pasar tepung terigu di kawasan Pulau Jawa dan Indonesia Timur. Dua wilayah itu diincar Wilmar untuk pasar pabrik tepung terigu yang ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan tahun depan.

Pabrik tepung terigu pertama yang dimiliki Wilmar itu akan dibangun di Gresik, Jawa Timur dan digadang-gadang menjadi salah satu pabrik tepung terigu terbesar di Indonesia. Menurut Hendri Saksti, Head of Operations Wilmar Indonesia mengatakan, perusahaannya masuk ke bisnis tepung terigu karena pasokan kebutuhan terigu di dalam negeri masih terbatas. "Masih kurang, konsumsi terigu juga masih rendah," katanya.

Memiliki kapasitas produksi total sebanyak 1 juta ton per tahun, investasi pembangunan pabrik tepung terigu ini diperkirakan mencapai Rp 300 miliar sampai Rp 500 miliar. Untuk tahap awal pabrik itu akan memproduksi 1.000 ton tepung terigu per hari. Diharapkan, nantinya produksi bisa mencapai sekitar 400.000 ton per tahun. Toh menurut Hendri, produksi pabriknya tetap di bawah produksi produsen terbesar, Bogasari.


Dia menambahkan, bahan baku gandum akan didapatkan dari impor, terutama Turki. Dia yakin bisnis baru Wilmar ini akan sukses, karena juga Wilmar telah terjun di bidang ini dengan memiliki sekitar 20% saham produsen tepung terigu Malaysia yaitu FFM Berhad.

Rencana pembangunan pabrik tepung terigu di Gresik ini sebelumnya pernah disinggung Taufik Tamin, Direktur Eksekutif PT Wilmar Nabati Indonesia. Wilmar Nabati adalah salah satu pabrik Wilmar di Gresik. "Kita lagi cari merek," katanya, belum lama ini.

Ekspansi Wilmar ke bisnis tepung terigu ini jelas akan menambah jumlah pabrik terigu yang akan dibangun di Indonesia.

Asosiasi Produsen Tepung terigu Indonesia (Aptindo) mencatat, setidaknya ada empat pemain baru industri ini di tanah air. Empat calon pemain baru itu adalah PT Sari Pangan Makmur Sejahtera, PT Sarana Prima Makmur Sejahtera, PT Tarlindo Makmur Abadi serta PT Istana Kanya.

Bangun kebun tebu

Ekspansi Wilmar tidak berhenti. Perusahaan ini juga sedang mempersiapkan ekspansi di perkebunan tebu. "Kita sedang proses mendapatkan izin lokasi," kata MP Tumanggor, Komisaris Wilmar International. Menurutnya saat ini pihaknya baru mendapatkan izin lokasi 100.000 ha di Kabupaten Merauke dan Mappi. Untuk bisa beroperasi maka Wilmar masih perlu izin penggunaan dari gubernur dan Kementerian Kehutanan.

Menurut Tumanggor, bila izin penggunaan lahan selesai pada akhir tahun ini, maka eksekusi lahan paling cepat akan dilakukan pada pertengahan tahun 2013. Rencananya perusahaan ini akan memproduksi tebu di Papua mencapai 10.000 tons Cane per Day (TCD)-12.000 TCD. "Produksi tersebut agar lebih efisien," kata Hendri.

Selain Papua, Wilmar juga mengincar lahan perkebunan di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). "Di Sumba lahan tersedia, namun pasokan air terkendala," ujarnya. Di sisi lain, menurutnya, iklim di Sumba sangat cocok karena mengalami musim panas cukup panjang hingga 5 bulan.

Selama ini, Wilmar lebih terkenal sebagai perusahaan pengolah kelapa sawit. Tiap tahun perusahaan ini memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebanyak 4 juta-5 juta ton. Dari jumlah itu, hanya 1 juta ton yang dihasilkan dari kebun sendiri.

CPO-CPO itu diolah menjadi biodiesel sebanyak 1 juta ton, 3 juta ton untuk olein atau minyak goreng, dan 1 juta ton CPO di ekspor. Sebagian besar minyak goreng Wilmar di ekspor ke China, India, Pakistan dan Eropa, dan 1 juta ton untuk pasar lokal. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: