Wilmar merespon laporan investigasi Greenpeace



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Greenpeace melayangkan investigasi yang menunjukkan Wilmar International termasuk dalam 25 grup industri kelapa sawit yang telah menggunduli lebih dari 130.000 hektare hutan sejak akhir 2015. Wilmar membalas dengan menyayangkan pihak Greenpeace tidak mengapresiasi langkah yang telah dilakukan industri sawit tersebut.

Melalui rilis yang diterima Kontan, Wilmar merespon klaim tersebut dengan menyatakan kecewa dengan tuduhan yang dibuat Greenpeace, yang mana hanya menjadi distraksi dari upaya tulus Wilmar untuk mempromosikan perkembangan yang berkelanjutan dari minyak sawit.

Wilmar juga menyayangkan Greenpeace telah meluncurkan laporan tersebut tanpa memberikan salinan laporan Greenpeace terbaru maupun memberi kesempatan untuk berkomentar.


Apalagi, Wilmar menyatakan jadi salah satu inisiator kebijakan 'tanpa deforestasi, tanpa pembukaan gambut, tanpa eksploitasi' (NDPE) sejak Desember 2013.

Melalui kebijakan tersebut, Wilmar berkomitmen untuk diaplikasikan ke seluruh rantai pasokan mereka, termasuk suplier pihak ketiga dan joint venture terkait.

"Saat ini kami mengawasi 11 juta ha, yang melingkupi 117 parent groups yang merepresentasi sekitar 1.500 perkebunan pribadi dan luas 500 mill melingkupi Malaysia, Indonesia dan Papua New Guinea," terang rilis tersebut yang diterima Kontan.co.id, Rabu (19/9).

Pihaknya juga sudah melakukan suspensi pada 16 supplier yang gagal memenuhi atau memperbaiki kebijakan dan aksi mereka dalam komitmen tersebut. Akibat dari aksi supplier ini, pasokan sebesar 1 metrik ton berkurang.

Ke depan, Wilmar juga akan bekerja dengan organisasi The Forest Fund (TFT) untuk memperkuat dan mempercepat implementasi NDPE. Rencananya pada 30 September 2018 depan, Wilmar akan mengumumkan rencana kerja mereka dalam hal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto