BATANG HARI (JAMBI). Perlahan tapi pasti, perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia, Wilmar Internasional Ltd, terus memperluas ranah bisnisnya di Indonesia.Kelompok usaha milik Martua Sitorus ini kini tengah mempersiapkan pembukaan pembukaan perkebunan tebu lengkap dengan pabrik gula di Papua. Komisarir Wilmar Nabati, MP Tumanggor mengatakan pihaknya memperkirakan investasi yang kudu disiapkan perusahaannya berkisar US$ 2 miliar.Bukan hanya menyangkut persiapan lahan, namun perhitungan infrstruktur di Papua yang belum memadai membuat Wilmar belum bisa memastikan kapan rencana tersebut akan terealisasi. "Kami perlu waktu setidaknya enam bulan ke depan untuk melakukan studi kelayakan, jadi kepastian soal rencana tersebut kemungkinan akan kami umumkan tahun depan," kata .Tumanggor mengatakan, persoalan kesiapan infrastruktur merupakan persoalan mendasar yang harus diperhitungkan hati-hati. Jika tidak, maka perusahaan akan terbebani biaya transportasi untuk angkutan dan distribusi yang sangat besar. "Soalnya dengan beban angkutan, bisa-bisa sampai di Jawa harga gula kami jadi tidak bisa bersaing karena terlalu mahal," katanya.Tumanggor menambahkan bahwa sesungguhnya pihak Wilmar tidak keberatan untuk membangun infrastruktur, seperti jalan atau pun pelabuhan, namun ia berharap akan ada insentif atas kontribusi pembangunan tersebut. "Kami sudah sampaikan kepada menperin (MS Hidayat), dan responnya sangat bagus," ujarnya.Ia mencontohkan, insentif yang dimaksud bukanlah tax holiday melainkan pembangunan jalan dan pelabuhan oleh Wilmar, yang kemudian pajaknya ditanggung pemerintah. "Soalnya untuk pembangunan infrastruktur itu nilainya bisa mencapai Rp 2 triliun," tandasnya. "Yang jelas, kunci soal insentif ini sekarang ada di tangan Menteri Keuangan," tandas Tumanggor.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Wilmar Siap Bangun Kebun Tebu dan Pabrik Gula di Papua Senilai US$ 2 Miliar
BATANG HARI (JAMBI). Perlahan tapi pasti, perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia, Wilmar Internasional Ltd, terus memperluas ranah bisnisnya di Indonesia.Kelompok usaha milik Martua Sitorus ini kini tengah mempersiapkan pembukaan pembukaan perkebunan tebu lengkap dengan pabrik gula di Papua. Komisarir Wilmar Nabati, MP Tumanggor mengatakan pihaknya memperkirakan investasi yang kudu disiapkan perusahaannya berkisar US$ 2 miliar.Bukan hanya menyangkut persiapan lahan, namun perhitungan infrstruktur di Papua yang belum memadai membuat Wilmar belum bisa memastikan kapan rencana tersebut akan terealisasi. "Kami perlu waktu setidaknya enam bulan ke depan untuk melakukan studi kelayakan, jadi kepastian soal rencana tersebut kemungkinan akan kami umumkan tahun depan," kata .Tumanggor mengatakan, persoalan kesiapan infrastruktur merupakan persoalan mendasar yang harus diperhitungkan hati-hati. Jika tidak, maka perusahaan akan terbebani biaya transportasi untuk angkutan dan distribusi yang sangat besar. "Soalnya dengan beban angkutan, bisa-bisa sampai di Jawa harga gula kami jadi tidak bisa bersaing karena terlalu mahal," katanya.Tumanggor menambahkan bahwa sesungguhnya pihak Wilmar tidak keberatan untuk membangun infrastruktur, seperti jalan atau pun pelabuhan, namun ia berharap akan ada insentif atas kontribusi pembangunan tersebut. "Kami sudah sampaikan kepada menperin (MS Hidayat), dan responnya sangat bagus," ujarnya.Ia mencontohkan, insentif yang dimaksud bukanlah tax holiday melainkan pembangunan jalan dan pelabuhan oleh Wilmar, yang kemudian pajaknya ditanggung pemerintah. "Soalnya untuk pembangunan infrastruktur itu nilainya bisa mencapai Rp 2 triliun," tandasnya. "Yang jelas, kunci soal insentif ini sekarang ada di tangan Menteri Keuangan," tandas Tumanggor.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News