KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wilton Makmur Indonesia Tbk telah merampungkan commissioning setiap mesin dan peralatan utama & pendukung  proyek pabrik emasnya yang berlokasi di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat pada Selasa (25/10). Dengan begitu, proyek fasilitas pemrosesan Flotation and Carbon-In-Leach Processing Facility Plant tersebut bakal dilanjutkan ke tahap trial production emas dore sebelum akhirnya berproduksi komersial.

“Saat ini kita sedang persiapan untuk mulai trial production, diharapkan pertengahan November sudah ada hasil yang positif sehingga ditargetkan pertengahan Desember sudah bisa commercial production,” ujar Corporate Secretary SQMI, Mohammad Noor Syahriel kepada Kontan.co.id (25/10).

Proyek Emas Ciemas terletak di pedalaman Jampang Sukabumi di Provinsi Jawa Barat. Jaraknya kurang lebih 200 km melalui jalan darat dari Jakarta, perjalanan sekitar 5 jam dengan mobil.

Menurut rencana, pabrik emas Ciemas direncanakan memiliki kapasitas pemrosesan/input 500 ton per hari saat pada tahap awal. Dengan kapasitas tersebut, pabrik Ciemas diproyeksi bakal mampu memproduksi 38,634 troy ounce (toz) emas atau setara sekitar 1 ton emas per tahun.

Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Catatkan Kinerja Moncer pada Kuartal III-2022

Pada perkembangan berikutnya, SQMI berniat memasang kapasitas pemrosesan/input tambahan sebesar 1.000 ton per hari. Dengan begitu, total kapasitas input pabrik Ciemas nantinya akan mencapai 1.500 per hari.

Proyek pabrik Ciemas sendiri sejatinya merupakan bagian dari Ciemas Gold Project Grup Wilton. Mengutip Laporan Tahunan SQMI tahun buku 2021, dengan total luas  3.078,5 hektar (ha), Ciemas Gold Project yang berlokasi di Jawa Barat diperkirakan mengandung sekitar 3.260 kt cadangan bijih dengan kadar rata-rata sekitar 7,7 g/t emas. 

Dari segi sumber daya mineral, diperkirakan bahwa Ciemas Gold Project memiliki sekitar 3.415 kt sumber daya mineral terukur dan terindikasi dan 2.559 kt sumber daya mineral, dengan kadar rata-rata sekitar 8,6 g/t dan 6,5 g/t emas, masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi