KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) merencanakan ekspansi lanjutan.
Corporate Secretary SQMI Mohammad Noor Syahriel mengatakan SQMI berencana meningkatkan kapasitas pemrosesan/input pabrik emas dore perusahaan yang berlokasi di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat ke level 1.500 ton per hari alias ton per day (tpd). Saat ini, SQMI tengah mengkaji kapan waktu yang tepat untuk merealisasikan agenda ekspansi lanjutan tersebut.
“Dulu awalnya (ekspansi penambahan kapasitas) direncanakan setelah 2 tahun pabrik 500 tpd (pabrik emas dore) beroperasi, baru akan melakukan
upgrade, saat ini sedang didalami jika kita lakukan lebih awal,” ujar Syahriel kepada Kontan.co.id, Jumat (6/10). Baca Juga: Wilton Makmur Indonesia (SQMI) Siap Memacu Kinerja Bisnis Tahun 2023, Ini Alasannya Pabrik emas dore Ciemas merupakan fasilitas Flotation and Carbon-In-Leach Processing Facility Plant. Kegiatan produksi komersial pada pabrik tersebut telah berlangsung sejak Maret 2023. Mulanya dengan kapasitas input 250 tpd, lalu secara perlahan pengoperasiannya ditingkatkan hingga mencapai kapasitas input maksimal di level 500 tpd pada Juli 2023 lalu. Manajemen SQMI telah merencanakan penambahan kapasitas input ke level 1.500 tpd sejak awal proyek. Itulah sebabnya, SQMI telah mengalokasikan ruang untuk memasang kapasitas pemrosesan tambahan sebesar 1.000 tpd di pabrik emas dore Ciemas. “Sudah direncanakan sejak awal, makanya slot upgrade sudah dialokasikan,” kata Syahriel. Sebelum pabrik Ciemas rampung dan beroperasi komersial, manajemen SQMI hanya mengandalkan aktivitas
pool leaching oleh subkontraktor untuk menjaga keberlangsungan pendapatan perusahaan. Belum ketahuan seperti apa dampak pengoperasian penuh fasilitas pabrik Ciemas terhadap kinerja SQMI per kuartal III 2023. Sebab, laporan keuangan interim SQMI periode 30 September 2023 belum terbit saat tulisan ini dibuat. Sepanjang Januari-Juni 2023 lalu, SQMI masih membukukan rugi neto periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,96 miliar. Tetapi, jumlah tersebut turun 41,28% dibanding rugi neto periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SQMI periode Januari-Juni 2022 yang mencapai Rp 13,57 miliar. Maklumlah, pengeluaran SQMI pada beberapa pos beban mengalami penurunan. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat turun 14,26 secara tahunan atau
year-on-year (yoy) dari semula Rp 1,95 miliar di Januari-Juni 2022 menjadi Rp 1,67 miliar di Januari-Juni 2023. Ssedang total beban usaha turun 42,67% yoy dari semula Rp 14,24 miliar di Januari-Juni 2022 menjadi Rp 8,16 miliar di Januari-Juni 2023. Sementara itu, pendapatan SQMI tercatat mengalami penurunan 26,09% yoy dari semula Rp 2,62 miliar di Januari-Juni 2022 menjadi Rp 1,94 miliar di Januari-Juni 2023.
Baca Juga: Wilton Makmur Indonesia (SQMI) Bakal Memacu Produksi di Pabrik Baru Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat