KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang bulan Desember pelaku pasar bersiap menjaring cuan dari fenomena
window dressing. Analis pun memprediksi
window dressing berpeluang terjadi di akhir tahun ini. Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan meskipun
window dressing tidak selalu terjadi, tetapi secara umum memang lebih sering terjadi di setiap tahunnya. “Jika dilihat secara berkala pada 5 tahun terakhir, pada Oktober IHSG juga sudah mulai bergerak menguat, apalagi jika pada bulan September sudah terjadi koreksi sehingga ada ancang-ancang yang cukup bagi para
momentum hunter,” kata Pandhu kepada Kontan Selasa (26/9).
Selain itu memang pada bulan Oktober ini mulai tampak hasil dari kinerja kuartal ketiga sehingga para investor sudah bisa mengkalkulasi risiko berdasarkan laporan keuangan terbaru.
Baca Juga: Didorong Operasional & Efisiensi Biaya, Cermati Rekomendasi Indo Tambangraya (ITMG) Jika hasilnya positif tentu saja investor akan lebih yakin dalam memilih dan mempercayakan dana mereka ke suatu saham. Menurutnya, semakin tinggi harga saham yang mereka pegang, maka tentunya semakin tinggi hasil yang mereka peroleh. Jika melihat secara statistik biasanya pada bulan Desember IHSG bisa menguat hingga 3%-5%, sedangkan jika ditotal dari Oktober ada potensi kenaikan sekitar 5%-7%. "Namun apakah hal tersebut akan terulang pada tahun ini atau tidak tentu kita perlu melihat hasil kuartal ketiga dan perkembangan ekonomi berikutnya, karena hasil di masa lalu tidak serta merta mencerminkan peluang di masa mendatang," katanya. Dengan statistik yang cenderung mendukung adanya
window dressing dan kondisi ekonomi yang masih relatif baik, Pandhu berharap investor perlu memiliki pandangan positif terutama untuk jangka panjang. “Kita dapat manfaatkan koreksi yang terjadi untuk memperoleh posisi
entry yang lebih rendah sehingga dapat mengoptimalkan
return dan meminimalkan risiko,” kata dia.
Baca Juga: Analis Memprediksikan Window Dressing Akan Terjadi di Akhir Tahun 2023 Untuk rekomendasi saham, Pandhu melihat sektor perbankan masih akan menjadi favorit seperti Bank Central Asia (
BBCA), Bank Rakyat Indonesia (
BBRI), Bank Mandiri (
BMRI), dan Bank Negara Indonesia (
BBNI).
Pandhu memperkirakan, para akhir tahun ini IHSG berada di level 7.300. Hal yang menjadi pemicunya antara lain adalah adanya
window dressing, kemudian suku bunga The Fed yang kalau naik lagi tentunya akan memicu
capital outflow lanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi