Window dressing mulai marak, cermati saran analis berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semarak aksi window dressing kini hadir lebih cepat, yakni pada November 2020. Sepanjang November 2020, IHSG mengalami penguatan yang cukup signifikan yakni 9,72%.

Transaksi yang terjadi di bursa juga lebih aktif.  Tercatat, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di bulan November 2020 naik menjadi Rp 12,9 triliun per hari.

Bahkan, pada perdagangan Senin (30/11), nilai transaksi harian di bursa mencapai Rp 32,8 triliun dengan total frekuensi 1.68 juta kali.  Nilai ini merupakan nilai transaksi harian tertinggi yang pernah tercatat sepanjang sejarah transaksi di BEI.


Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, biasanya waktu yang tepat untuk melakukan pembelian adalah di November.  Sebab, secara historis, mayoritas pergerakan IHSG akan melemah dan tinggal menunggu kenaikan harganya pada Desember.

“Tetapi kali ini agak berbeda, November sudah naik duluan bahkan naiknya sangat signifikan,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (1/12).

Baca Juga: Transaksi harian di bursa meningkat signifikan, ini faktor pendorongnya

Namun, bukan berarti investor ketinggalan momentum untuk masuk ke pasar saham. Sukarno mengatakan, saat ini investor sudah bisa mulai  melakukan cicil beli. 

Untuk saham-saham yang sedang mengalami koreksi bisa menggunakan strategi buy on weakness (BOW).

Jika investor masih ragu, boleh melakukan pembelian bertahap jika dirasa harganya masih bisa turun. “Jika sekiranya indeks sudah dipastikan dalam tren bullish, boleh all in. Jangan ragu, minimal hold satu sampai  tiga bulan,” ujar dia.

Adapun sektor-sektor  yang masih menarik untuk dikoleksi antara lain saham perbankan, properti dan konstruksi, perkebunan, hingga batubara. Saham-saham ini bisa dilakukan buy on weakness, atau bagi yang sudah memiliki, bisa di hold terlebih dulu.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai saat ini sentimen yang menggelayuti pasar saham cukup beragam. Namun, Okie menyarankan investor cukup berfokus pada kinerja fundamental baik kinerja emiten maupun perekonomian.

Okie melihat, emiten di sektor keuangan, aneka industri, telekomunikasi dan properti masih memiliki peluang adanya kenaikan menjelang akhir tahun. 

Dus, investor bisa memanfaatkan momentum koreksi dengan melakukan pembelian bertahap. Cara ini dapat menjadi opsi selama harga saham, prospek masa depan bisnis, dan valuasi masih masuk dalam kriteria dan tujuan investasi masing - masing investor.

Selanjutnya: Aksi window dressing sudah mulai, timbang rekomendasi saham pilihan analis ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi