Window dressing mulai mewarnai bursa



JAKARTA. Menjelang akhir November 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru. Pada akhir perdagangan Senin (26/11), IHSG ditutup di level 4.375,17 menguat tipis 0,61% dari harga Jumat (23/11) di 4.348,81. Ini adalah rekor IHSG tertinggi sepanjang masa.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, penyebab penguatan IHSG itu adalah kembalinya optimisme para investor, baik asing maupun lokal. "Walaupun masih ada masalah di pasar keuangan (global), tetapi peforma ekonomi dan emiten Indonesia sangat baik," ujarnya.

Hingga akhir pekan lalu (23/11), total dana asing yang masuk ke pasar saham nilainya mencapai Rp 15 triliun. Jika melongok sepanjang tahun 2011 lalu, pembelian bersih asing mencapai angka Rp 24 triliun.


Analis AM Capital Janson Nasrial melihat, penguatan indeks kemarin menandakan dimulainya window dressing, yakni aksi para manajer investasi mempercantik performa portofolionya. "Ini akan bertahan hingga seminggu sebelum natal," ramal Janson.

Tiga emiten teratas yang mendongkrak pergerakan indeks kemarin adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menjadi buruan investor.

Janson berpendapat, beberapa investor mengubah portofolio investasinya dari saham-saham barang konsumsi ke saham-saham perbankan dan saham ASII.

Sementara, menurut Kepala Riset Henan Putihrai Felix Sindhunata, hingga akhir tahun 2012 dan sepanjang tahun 2013, IHSG masih akan ditopang oleh saham-saham berorientasi domestik, seperti barang konsumsi, infrastruktur, dan keuangan. “Infrastruktur akan menjadi backbone IHSG, “ tutur Felix.

Namun, jika kondisi ekonomi global termasuk ekonomi Eropa membaik, maka saham -saham tambang yang selama ini sudah tertekan bisa menjadi penopang bursa.Felix sendiri menargetkan IHSG hingga akhir tahun 2012 berada pada level 4.425. Sedangkan posisi support terkuat ada di level 4.300.

Menurut Felix, IHSG tetap akan sangat terimbas dampak perkembangan global, salah satunya terkait isu fiscal cliff alias jurang fiskal di Amerika Serikat dan kondisi ekonomi Eropa. “Kalau Amerika gak bisa memecahkan isu fiscal cliff sulit IHSG bisa bertahan di 4.300," ujarnya.

Sementara Janson memprediksi IHSG bisa menyentuh level 4.400 hingga 4.450 pada akhir tahun nanti.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri