Winnie the Pooh disensor di China



SHANGHAI. Tokoh karakter Winnie the Pooh disensor dari media sosial China jelang kongres Partai Komunis ke-19 pada musim gugur ini. Perbincangan terkait presiden sepertinya dianggap sensitif menjelang kongres, saat pembaharuan kepemimpinan diharapkan terjadi.

Tulisan-tulisan termasuk nama China dari beruang fiktif itu disensor di platform Sina Weibo, ChinaTwitter, akhir pekan lalu. Sementara, koleksi animasi gift yang menampilkan beruang telah dihapus dari aplikasi pesan sosial WeChat.

"Secara historis, dua hal tidak diizinkan: pengorganisasian politik dan aksi politik. Tapi tahun ini, yang ketiga telah ditambahkan ke dalam daftar, yaitu berbicara tentang presiden," kata Qiao Mu, asisten profesor media di Beijing Foreign Studies University seperti dilansir Financial Times, Minggu (16/7).


Meskipun tidak ada penjelasan resmi, tindakan keras tersebut disinyalir karena adanya perbandingan fisik penampilan Presiden Xi Jinping dengan beruang fiksi tersebut yang dibuat penulis Inggris AA Milne.

Qiao mengatakan, ia mengetahui ada komentator online yang ditahan setelah memposting ucapan selamat kepada presiden. Dia menambahkan: "Saya pikir masalah Winnie adalah bagian dari tren ini".

Kata-kata terlarang sering dimasukkan ke daftar hitam penyensor saat acara politik besar dihelat di China. Ini lantaran media sosial China kaya dengan eufemisme dan lelucon. Perbandingan antara Presiden Xi dan Winnie the Pooh pertama kali beredar pada tahun 2013 saat kunjungan Presiden Xi dengan presiden AS Barack Obama.

Foto Obama yang lebih tinggi dan kurus yang berjalan dengan Presiden Xi digabungkan dengan foto Winnie the Pooh dan temannya yang kurus, Tigger. Pada 2014, perbandingan tersebut berlanjut ke pertemuan Presiden Xi dengan perdana menteri Jepang Shinzo Abe, yang digambarkan sebagai Eeyore, keledai sedih, di samping beruang tersebut.

Foto Xi yang berdiri di atas atap sebuah mobil parade, di samping gambar Winnie the Pooh di sebuah mobil mainan, dilabeli sebagai gambar paling disensor tahun 2015 oleh konsultan global Global Risk Insights.

Partai Komunis Nasional akan menghelat kongres partai ke-19. Acara yang digelar sekali dalam lima tahun ini diperkirakan akan dipenuhi serentetan pembicaraan yang rumit di puncak kongres.

Editor: Dupla Kartini