Wira Global Solusi (WGSH) pasang harga penawaran saham di Rp 140



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia tinggal selangkah lagi. Emiten venture builder asal Indonesia ini memasang harga penawaran di Rp 140 per saham. Harga ini merupakan batas atas dari rentang harga bookbuilding yang dipasang, yakni di rentang Rp 125 per saham-Rp 140 per saham.

Mengutip laman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin (29/11), WGSH mendapatkan tanggal efektif  penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor S-213/D.04/2021 pada 26 November 2021. Saham WGSH sudah dapat dipesan di seluruh sekuritas pada saat penawaran umum, yaitu pada tanggal 30 November 2021 hingga 2 Desember 2021 melalui e-IPO.

Menurut rencana, WGSH akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya sebesar 208,50 juta saham biasa atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor. Sehingga Wira Global akan meraup dana IPO Rp 29,19 miliar.


WGSH merupakan venture builder atau yang biasa dikenal sebagai pabrik startup, yang melalui hak atas kekayaan intelektual (HAKI) perangkat lunak, sumber daya manusia tenaga ahli teknologi, dan ekosistemnya menelurkan perusahaan rintisan (startup) bersama mitra-mitra strategis.

Baca Juga: Mitra Angkasa Sejahtera (MAS) berencana gelar IPO, ini alasannya

Didirikan di Bandung pada 2015, WGSH memiliki lebih dari 100 programmer yang tersebar di tiga anak usaha terkendali yaitu Emveep, Pagii, dan AppsChef, dan telah berpengalaman mengerjakan proyek startup, small medium enterpreneur (SME),  bisnis keluarga, sampai korporasi.

Dari sisi industri, manajemen meyakini bisnis digital bakal tumbuh luar biasa dan menciptakan ekosistem pasar yang menguntungkan bagi WGSH ke depan. Sampai saat ini saja, portfolio WGSH sudah bertambah dengan kehadiran kolaborasi terbarunya bersama Co-fitness space  TweakIndonesia.com.

Sebelumnya, WGSH sudah memiliki beberapa portfolio perusahaan rintisan yang sudah aktif beroperasi, di antaranya, Internet of Things (IoT) sandbox.co.id, luxury social commerce whizliz.com, industrial education techpolitan.co, dan software as a service pagii.co.

Edwin Pramana, Direktur Utama WGSH mengatakan, saat ini arus pendapatan WGSH mengandalkan jasa pemrograman dan jasa konsultasi IT yang tersebar di tiga anak usahanya, yaitu PT Kirana Tama Teknologi, PT Smooets Teknologi Outsourcing, dan PT Qorser Teknologi.  

Baca Juga: Daftar Antrean IPO Jumbo Masih Panjang

Ke depan WGSH akan mendapat tambahan captive revenue stream signifikan dari startup subsidiary milik sendiri. “Selain itu, startup subsidiary yang membukukan keuntungan dapat memberikan dividend income, sedangkan startup subsidiary yang memiliki valuasi tinggi, dapat kami catatkan fair value adjustment-nya dalam buku,” ujar Edwin dalam siaran pers, Senin (29/11).

Komisaris WGSH Erwin Senjaya Hartanto menambahkan, potensi ekonomi digital di Indonesia  sangat besar dan sedang bertumbuh pesat. Menurut laporan riset terbaru, Google merevisi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia Gross Merchendise Value (GMV) 2025 dari semula US$ 124 miliar menjadi  US$ 146 miliar.

“Ini artinya pertumbuhan perusahaan bisa meningkat secara eksponensial atau alpha growth karena marketnya terus berkembang dan transformasi digital nantinya bisa jadi menjadi sebuah kebutuhan,” tutur Erwin.

Baca Juga: Menyimak Rencana IPO Wira Global Solusi, Satu Lagi Perusahaan Teknologi Masuk ke BEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati