Wisata Instagramable bisa bertahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lokasi wisata yang mengandalkan spot instagramable kian diburu pengunjung. Melihat animo tersebut tidak sedikit pelaku usaha wisata  yang berupaya menyuguhkan wahana atau spot foto yang menarik bagi para maniak foto untuk keperluan di media sosial atau sarana digital lainnya.

Salah satunya adalah Puncak Becici yang ada di Yogyakarta. Menurut Sugandi, Ketua Pengelola Puncak Becici, kawasan wisata itu makin ramai saja dikunjungi para pelancong. Bila biasanya areal tersebut dikunjungi sekitar 1,000 orang per hari, maka saat ini bisa mencapai 1.500 - 2.000 orang per hari. Malah di akhir pekan bisa dua kali lipat. "Seperti di Lebaran kemarin, jumlah pengunjung bisa mencapai 4.000 - 7.000 orang per hari," katanya kepada KONTAN, Rabu (27/6).

Meski tengah naik daun, ia sendiri  mengaku tidak bisa memprediksi kapan jenis wisata ini bakal bertahan lama. Malah, ia memperkirakan bisa saja tempat wisata ini sudah tidak lagi tren lagi karena mengalami kejenuhan.


Namun, pihaknya tidak gentar. Untuk terus menjaga jumlah pengunjung, pengelola Puncak Becici, mulai membuat layanan wisata lainnya. Seperti kegiatan outbound, jelajah alam,  jip wisata, wisata  edukasi,  hingga tenda tidur alias hammock.

Tak lupa manajemen Becici terus berupaya memperbaiki spot foto yang sudah ada supaya semakin menarik. Langkah lainnya adalah dengan menambah areal spot foto. Saat ini, Puncak Becici punya enam spot foto. Seperti gardu pohon ada tiga unit, serta spot lainnya. Yakni panggung ampiteater, omah susoh, omah jamur, ayunan senja, hammock, taman dan lainnya.

Laiknya, tempat wisata instagramable lainnya, Puncak Becici juga memanfaatkan lingkungan sekitar. Seperti menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar untuk membuka tempat penginappan seperti homestay di sekitar Puncak Becici. Termasuk juga pembuatan galeri cinderamata di sana.

Dengan upaya tersebut, saat ini, Puncak Becici sudah sanggup meraup pendapatan antara Rp 90 juta sampai Rp 100 juta per bulan. Yang berasal dari penjualan tiket dan spot instagramable yang berkisar antara Rp 2.000 sampai Rp 20.000.

Begitu pula dengan Rumah Pohon  Puncak Murmas Gangga di Lombok Utara. Usaha yang dirintis tahun lalu ini sudah mulai dilirik.

Puspa Wadi, Ketua Pengelola spot instagramable rumah pohon Murmas Gangga bilang jumlah pengunjung terus bertambah. Bila di awal pembukaan cuma 100 orang saja yang berkunjung, tapi saat ini sudah 300 orang per hari dan pernah mencapai 500 orang per hari saat libur Lebaran.

Meski lokasi wisata cukup jauh dari pusat kota, Puspa masih optimistis bila areal wisata ini masih bisa bertahan lama, bisa lima tahun atau malah 10 tahun lagi. "Usaha kami bersama pemuda desa Gangga yang tergabung dalam Podarwis atau pemuda sadar wisata bisa terus berkembang," katanya ke KONTAN.

Ditanya soal penghasilan, Sugandi mengatakan pengelola bisa dapat mengantongi pendapatan bersih Rp 1 juta – Rp 3 juta per harinya atau sekitar Rp 30 juta- Rp 90 juta perbulannya.

Pendapatan tersebut, lanjut Puspa akan digunakan untuk modal pengembangan spot wisata mengingat pengelola rutin menambah spot foto atau rumah pohon per 3 bulan sekali. Selain itu juga kerap ada  perbaikan beberapa rumah pohon yang mengalami kerusakan. Apalagi saat ini, sudah ada 13  spot foto di tempat wisata tersebut.

Ia akui bila pengembangan tempat wisata itu tidak terlalu gencar karena masih mengandalkan dari tiket masuk dan belum ada niat menggandeng investor. Meski begitu saat ini pihaknya berencana menambah kolam pemandian dengan ragam wahana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon