KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan wisma atlet masih menunggu kepastian. Hal tersebut lantaran belum ada putusan terkait penggunaan wisma atlet ke depannya. Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan bahwa saat ini pihaknya masih membenahi wisma atlet pada kondisi semula. "Pasca event asian game dan para game kami benahi lagi pada kondisi semula baru kami serahkan pada Sekretariat Negara (Setneg)," ujarnya saat dihubungi kontan.co.id, Jumat (11/1). Sedangkan untuk penggunaan wisma atlet ke depannya, ia bilang Setneg yang akan memiliki kewenangannya. Oleh sebab itu, lantaran belum diserahkan kepada Setneg wisma atlet disebutnya masih kosong. Padahal anggaran untuk membangun wisma tersebut cukup besar, yakni mencapai Rp 3,4 triliun. Menurut Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2016, peruntukan rusunawa itu untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Namun, biaya perawatan unit rusunawa per bulan yang cukup mahal bisa mencapai di atas Rp 750.000 per bulan. Dengan pertimbangan itu, maka biaya sewa bisa melonjak dan kalangan MBR dikhawatirkan tidak sanggup menyewa unit Wisma Atlet. Karenanya, ia bilang rapat terus dilakukan untuk menentukan penggunaan dari wisma atlet ke depannya. Hanya saja, sampai saat ini dari pemerintah belum memberikan keputusannya. Untuk penyerahan wisma itu sendiri, Khalawi bilang dalam waktu cepat. "Kalalu memang mungkin bisa di bulan ini selesai akan kami serahkan, tapi paling lambat di kuartal I ini kami serahkan," ujarnya.
Wisma atlet Kemayoran menunggu kepastian penggunaannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan wisma atlet masih menunggu kepastian. Hal tersebut lantaran belum ada putusan terkait penggunaan wisma atlet ke depannya. Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan bahwa saat ini pihaknya masih membenahi wisma atlet pada kondisi semula. "Pasca event asian game dan para game kami benahi lagi pada kondisi semula baru kami serahkan pada Sekretariat Negara (Setneg)," ujarnya saat dihubungi kontan.co.id, Jumat (11/1). Sedangkan untuk penggunaan wisma atlet ke depannya, ia bilang Setneg yang akan memiliki kewenangannya. Oleh sebab itu, lantaran belum diserahkan kepada Setneg wisma atlet disebutnya masih kosong. Padahal anggaran untuk membangun wisma tersebut cukup besar, yakni mencapai Rp 3,4 triliun. Menurut Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2016, peruntukan rusunawa itu untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Namun, biaya perawatan unit rusunawa per bulan yang cukup mahal bisa mencapai di atas Rp 750.000 per bulan. Dengan pertimbangan itu, maka biaya sewa bisa melonjak dan kalangan MBR dikhawatirkan tidak sanggup menyewa unit Wisma Atlet. Karenanya, ia bilang rapat terus dilakukan untuk menentukan penggunaan dari wisma atlet ke depannya. Hanya saja, sampai saat ini dari pemerintah belum memberikan keputusannya. Untuk penyerahan wisma itu sendiri, Khalawi bilang dalam waktu cepat. "Kalalu memang mungkin bisa di bulan ini selesai akan kami serahkan, tapi paling lambat di kuartal I ini kami serahkan," ujarnya.