WOMF berniat terbitkan obligasi Rp 1 triliun di kuartal I 2011



JAKARTA. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) berniat merilis obligasi di kuartal I 2011. Anak perusahaan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) itu bakal merilis obligasi senilai Rp 1 triliun, lebih rendah daripada nilai yang direncanakan semula, Rp 1,5 triliun.

WOMF akan menerbitkan obligasi dengan jangka waktu (tenor) antara satu-tiga tahun. "Minimal Rp 1 triliun karena banyak perusahaan yang akan menerbitkan obligasi di waktu yang sama," ujar Suwandi Wiratno, Presiden Direktur WOMF, Jumat (14/1). Dia mengaku, tak khawatir WOMF harus bersaing dengan perusahaan sejenis yang juga akan menerbitkan obligasi.

Namun, Suwandi belum bersedia memastikan nilainya. Alasannya, saat ini masih dalam tahap penjajakan dengan pihak penjamin emisi (underwriter) yaitu DBS Vickers Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan NISP Sekuritas. Nilai akhir obligasi baru diketahui setelah bookbuilding.


Perusahaan pembiayaan yang akan menerbitkan obligasi di waktu yang hampir bersamaan antara lain PT Verena Oto Finance Tbk (VRNA) dengan target perolehan dana Rp 500 miliar di kuartal II 2011. Lalu PT Astra Sedaya Finance (ASF) berniat menerbitkan obligasi dengan target Rp 1,5 triliun di kuartal I 2011. "Kami belum bisa membocorkan kupon obligasi itu karena akan bersaing dengan ASF dan VRNA," kata Suwandi.

WOMF sudah memproses pernyataan pra-efektif dari Bapepam-LK untuk obligasi barunya. Kalau tidak ada aral, pernyataan efektif sudah keluar akhir bulan ini dan obligasi bisa terbit Februari.

Dana hasil obligasi ini akan dialokasikan sepenuhnya untuk pembiayaan motor tahun 2011. WOMF menargetkan, pembiayaan motor naik 15% menjadi sekitar 713.000 unit, dari tahun lalu 620.000 unit. WOMF mengincar nilai pembiayaan selama tahun ini Rp 8,28 triliun, meningkat dari tahun 2010, Rp 7,2 triliun.

Suwandi memastikan, hasil penerbitan obligasi itu tidak digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo di tahun ini. WOMF harus melunasi utang senilai Rp 185 miliar di bulan Mei dan Rp 590 miliar di November. "Utang tersebut akan kami refinancing. Sebagian lagi akan dilunasi dengan kas internal. Tapi sampai kini kami belum menentukan porsinya," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie