KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD, anggota indeks Kompas100 ini) menyimpan optimisme di tahun 2020 nanti, dimana kondisi perang dagang saat ini dapat menguntungkan perseroan mengerek penjualan di segmen ekspor. Wang Sutrisno, Direktur Keuangan WOOD menyebutkan bahwa pasar ekspor khususnya di Amerika Serikat (AS) memiliki konsumsi akan produk mebel dan furnitur yang sangat besar, namun kontribusi produsen Indonesia masih kecil. Sementara China sebagai salah satu produsen besar mebel dunia harus menghadapi ketidakpastian dari perang dagang antara kedua negara tersebut. Baca Juga: Bisnis WOOD Terganggu Belanja Pemerintah yang Menciut Oleh karena itu perusahaan jauh-jauh haru telah melakukan ekspansi untuk menyuplai kebutuhan di pasar AS tersebut, dimana salah satu produk yang banyak permintaannya ialah millwork. Produk millwork adalaha komponen interior untuk rumah di negara empat musim dan WOOD telah mengekspor hingga 220 kontainer per bulan ke AS. Wang berharap volume tersebut dapat naik hingga 400 kontainer per bulannya di tahun depan. "Negara-negara yang menghadapi perang tarif saat ini belum siap bikin millwork, sementara kami sudah ready untuk memenuhi kebutuhan itu," sebutnya kepada KONTAN, Sabtu (21/12). Saat ini kapasitas produksi millwork perseroan telah mencapai 132.000 meter kubik per tahun. Tak hanya millwork, WOOD juga telah menuntaskan lini produksi wooden blind sebesar 13.200 meter kubik per tahun. Rampungnya fasilitas produksi tersebut menjadikan kapasitas produksi komponen interior bangunan perseroan mencapai 275.036 meter kubik per tahun. Peningkatan kapasitas produksi didukung oleh alokasi belanja modal (capex) tahun ini senilai Rp 200 miliar. Baca Juga: Pendapatan WOOD hanya tumbuh 2,1% di kuartal ketiga tahun ini Wang menyebutkan bahwa peningkatan tersebut guna mengantisipasi kenaikan penjualan di masa mendatang. Sementara untuk capex tahun depan manajemen belum dapat merincikan detilnya, namun menurut Wang kemungkinan kurang dari separuh capex tahun ini karena perusahaan sudah melakukan konsolidasi kapasitas seluruh pabrikan di tahun 2019. Lewat potensi pasar yang ada, Wang bilang perusahaan memproyeksikan pendapatan bersih di tahun depan dapat berada pada level Rp 2,85 triliun. Adapun untuk proyeksi sampai akhir tahun ini belum dapat manajemen sampaikan, mengingat capaian pertumbuhan kuartal ketiga tidak terlalu tinggi. Namun kalau dibandingkan perolehan revenue di 2018 yang senilai Rp 2,1 triliun maka proyeksi tersebut cukup tinggi. Amerika Serikat menjadi pasar ekspor potensial bagi WOOD dimana porsinya bagi penjualan mengalami kenaikan setiap tahun dari 46% di 2018 hingga diperkirakan Wang sampai akhir tahun ini berada pada level 63%. Mengintip laporan keuangan perseroan sampai kuartal-III 2019 penjualan ekspor cenderung menguat 17,6% dari Rp 924,83 miliar di triwulan ketiga tahun lalu menjadi Rp 1,08 triliun di kuartal ketiga 2019.
WOOD perkuat bisnis ekspor di 2020
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD, anggota indeks Kompas100 ini) menyimpan optimisme di tahun 2020 nanti, dimana kondisi perang dagang saat ini dapat menguntungkan perseroan mengerek penjualan di segmen ekspor. Wang Sutrisno, Direktur Keuangan WOOD menyebutkan bahwa pasar ekspor khususnya di Amerika Serikat (AS) memiliki konsumsi akan produk mebel dan furnitur yang sangat besar, namun kontribusi produsen Indonesia masih kecil. Sementara China sebagai salah satu produsen besar mebel dunia harus menghadapi ketidakpastian dari perang dagang antara kedua negara tersebut. Baca Juga: Bisnis WOOD Terganggu Belanja Pemerintah yang Menciut Oleh karena itu perusahaan jauh-jauh haru telah melakukan ekspansi untuk menyuplai kebutuhan di pasar AS tersebut, dimana salah satu produk yang banyak permintaannya ialah millwork. Produk millwork adalaha komponen interior untuk rumah di negara empat musim dan WOOD telah mengekspor hingga 220 kontainer per bulan ke AS. Wang berharap volume tersebut dapat naik hingga 400 kontainer per bulannya di tahun depan. "Negara-negara yang menghadapi perang tarif saat ini belum siap bikin millwork, sementara kami sudah ready untuk memenuhi kebutuhan itu," sebutnya kepada KONTAN, Sabtu (21/12). Saat ini kapasitas produksi millwork perseroan telah mencapai 132.000 meter kubik per tahun. Tak hanya millwork, WOOD juga telah menuntaskan lini produksi wooden blind sebesar 13.200 meter kubik per tahun. Rampungnya fasilitas produksi tersebut menjadikan kapasitas produksi komponen interior bangunan perseroan mencapai 275.036 meter kubik per tahun. Peningkatan kapasitas produksi didukung oleh alokasi belanja modal (capex) tahun ini senilai Rp 200 miliar. Baca Juga: Pendapatan WOOD hanya tumbuh 2,1% di kuartal ketiga tahun ini Wang menyebutkan bahwa peningkatan tersebut guna mengantisipasi kenaikan penjualan di masa mendatang. Sementara untuk capex tahun depan manajemen belum dapat merincikan detilnya, namun menurut Wang kemungkinan kurang dari separuh capex tahun ini karena perusahaan sudah melakukan konsolidasi kapasitas seluruh pabrikan di tahun 2019. Lewat potensi pasar yang ada, Wang bilang perusahaan memproyeksikan pendapatan bersih di tahun depan dapat berada pada level Rp 2,85 triliun. Adapun untuk proyeksi sampai akhir tahun ini belum dapat manajemen sampaikan, mengingat capaian pertumbuhan kuartal ketiga tidak terlalu tinggi. Namun kalau dibandingkan perolehan revenue di 2018 yang senilai Rp 2,1 triliun maka proyeksi tersebut cukup tinggi. Amerika Serikat menjadi pasar ekspor potensial bagi WOOD dimana porsinya bagi penjualan mengalami kenaikan setiap tahun dari 46% di 2018 hingga diperkirakan Wang sampai akhir tahun ini berada pada level 63%. Mengintip laporan keuangan perseroan sampai kuartal-III 2019 penjualan ekspor cenderung menguat 17,6% dari Rp 924,83 miliar di triwulan ketiga tahun lalu menjadi Rp 1,08 triliun di kuartal ketiga 2019.