Workshop e-Smart IKM sudah diikuti 2.700 IKM



KONTAN.CO.ID - BEKASI. Sebanyak 50 IKM logam, mesin, elektronika, dan alat angkut yang berasal dari Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, serta Provinsi DKI Jakarta, mengikuti workshop e-Smart IKM yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementrian Perindustrian (Kemperin) di Cibitung, Bekasi.(18/7)

“Sudah saatnya produk IKM dikenal masyarakat melalui e-commerce,” ujar Endang Suwartini, Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat angkut (LMEA) Kemperin.

Workshop yang diselenggarakan selama dua hari tersebut bekerjasama dengan marketplace Indonesia, yaitu Ralali dan Tokopedia.


“Peserta workshop e-Smart IKM kesemuanya adalah pelaku Industri jadi produknya dijamin produk lokal, sehingga marketplace di Indonesia tidak lagi dibanjiri produk impor," tuturnya.

Selama mengikuti workshop, pelaku IKM belajar berbisnis melalui sarana e-commerce dan juga mendapatkan sosialisasi program Kemperin. Seperti restrukturisasi mesin peralatan dan SNI. Selain itu, ada materi strategi pemasaran online dari IdEA dan juga pengembangan produk melalui perbankan model bisnis, bahkan diperkenalkan juga aplikasi pencatatan keuangan dari Bank Indonesia.

Kemperin sendiri punya tugas memfasilitasi para IKM untuk bisa melek teknologi dan perkembangan teknologi digital. Salah satunya program restrukturisasi peralaatan mesin dengan memberikan potongan harga. Adapun dana yang disiapkan sebesar Rp 5 miliar.

Sejak diluncurkan pada 27 Januari 2017, workshop e-Smart IKM telah diikuti lebih dari 2.700 peserta dan telah membukukan nilai transaksi online sebesar Rp. 600 juta sampai Mei 2018.

“Hingga akhir tahun ini target kami adalah 4.000 IKM di seluruh Indonesia ikut e-Smart IKM, sehingga setidaknya ada 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace,” imbuh Endang.

Dijelaskan lebih lanjut, e-Smart IKM ini akan menjadi system database yang tersaji dalam profil industri, sentra, dan produk yang nantinya akan menjadi salah satu bahan analisa pembuatan kebijakan dalam pembinaan IKM.

“Seperti data kebutuhan bahan baku IKM, mesin peralatan atau teknologi yang dibutuhkan IKM dapat kami ketahui dari database yang telah dihimpun,” jelas Endang.

Program ini tidak hanya berhenti setelah mengikuti workshop, namun Kemperin akan menyiapkan program pendampingan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon