JAKARTA. Bank Dunia atau World bank melihat potensi dampak perlambatan ekonomi Uni Eropa dan Amerika Serikat terhadap perbankan Indonesia relatif kecil. Pasalnya, informasi yang menampilkan interaksi langsung bank-bank Indonesia dengan surat utang negara zona Euro sangat terbatas. Kendati demikian, sinyal waspada perlu dinyalakan ketika perkembangan global berpengaruh buruk pada neraca bank-bank internasional berukuran besar. Kondisi tersebut bisa mendorong bank-bank internasional menarik dananya dari pasar berkembang (emerging market), termasuk Indonesia. "Ini dilakukan untuk mengisi kembali bagian neraca di negara asalnya," demikian hasil analisa Bank Dunia dalam Laporan Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia, Selasa (4/10). Ketidakpastian pada pasar keuangan global juga dapat mempengaruhi likuiditas pasar antara bank domestik, seperti yang terlihat pada akhir 2008. Oleh karena itu, Bank Dunia menilai positif langkah antisipasi yang sudah dilakukan Bank Indonesia (BI). Sebagaimana diketahui, pada September 2011 BI mengumumkan pelebaran batas bawah suku bunga dari 100 bps menjadi 150 bps. Kebijakan tersebut menurut Bank Dunia merupakan kebijakan yang dirancang untuk mendorong dana jangka pendek tetap tinggal di pasar antarbank dibandingkan disimpan di bank sentral.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
World Bank : Dampak krisis global ke perbankan Indonesia relatif kecil
JAKARTA. Bank Dunia atau World bank melihat potensi dampak perlambatan ekonomi Uni Eropa dan Amerika Serikat terhadap perbankan Indonesia relatif kecil. Pasalnya, informasi yang menampilkan interaksi langsung bank-bank Indonesia dengan surat utang negara zona Euro sangat terbatas. Kendati demikian, sinyal waspada perlu dinyalakan ketika perkembangan global berpengaruh buruk pada neraca bank-bank internasional berukuran besar. Kondisi tersebut bisa mendorong bank-bank internasional menarik dananya dari pasar berkembang (emerging market), termasuk Indonesia. "Ini dilakukan untuk mengisi kembali bagian neraca di negara asalnya," demikian hasil analisa Bank Dunia dalam Laporan Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia, Selasa (4/10). Ketidakpastian pada pasar keuangan global juga dapat mempengaruhi likuiditas pasar antara bank domestik, seperti yang terlihat pada akhir 2008. Oleh karena itu, Bank Dunia menilai positif langkah antisipasi yang sudah dilakukan Bank Indonesia (BI). Sebagaimana diketahui, pada September 2011 BI mengumumkan pelebaran batas bawah suku bunga dari 100 bps menjadi 150 bps. Kebijakan tersebut menurut Bank Dunia merupakan kebijakan yang dirancang untuk mendorong dana jangka pendek tetap tinggal di pasar antarbank dibandingkan disimpan di bank sentral.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News