JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,2%, menguat dari tahun 2016 yang sebesar 5,02%. World Bank juga memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun depan tumbuh 5,3%. Proyeksi ini memperkuat laporan World Bank edisi Maret lalu. Dalam laporan Bank Dunia berjudul Global Economic Prospect edisi Juni 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh makin redanya dampak konsolidasi fiskal dan peningkatan kegiatan di sektor swasta. Dua hal itu didukung oleh kenaikan harga komoditas yang moderat, meningkatnya permintaan eksternal, dan membaiknya tingkat kepercayaan akibat reformasi. Meski demikian, World Bank melihat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik tahun ini akan turun menjadi 6,2% dan 6,1% pada tahun 2018. Hal itu terjadi karena perlambatan bertahap di China. Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat menjadi 6,5% tahun ini dan 6,3% di tahun depan.
Tanpa menyertakan China, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik tumbuh lebih cepat, yaitu sebesar 5,1% pada tahun 2017 dan 5,2% pada 2018. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan menguat menjadi 2,7% pada tahun 2017 akibat mulai naiknya manufaktur dan perdagangan, meningkatnya kepercayaan pasar, dan makin stabilnya harga komoditas. Hal itu memungkinkan pertumbuhan berlanjut di pasar ekspor komoditas sehingga mampu mengembangkan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9% pada 2017, yang juga akan menguntungkan mitra dagang negara-negara tersebut. Dengan demikian, pertumbuhan di pasar dan ekonomi negara berkembang secara keseluruhan akan meningkat menjadi 4,1% tahun ini dari 3,5% di tahun 2016.