KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 0,25% pada Rabu (13/12). Ini merupakan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini. Hal ini diikuti oleh Bank sentral China yang mengerek reverse repurchase agreement 7 hari dan 28 hari sebesar 5 basis poin. Dengan melihat kondisi tersebut, Bank Dunia (World Bank) menyatakan, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki risiko eksternal yang meliputi volatilitas keuangan global. Meskipun ekonomi Indonesia diproyeksi positif pada tahun depan, yakni tumbuh sebesar 5,3%. Lead Economist Bank Dunia Frederico Gil Sander mengatakan, apabila pengetatan dari Fed yang melanjutkan normalisasi kebijakan moneternya baik dalam hal menaikkan suku bunga maupun pengurangan neraca lebih cepat dari perkiraan, maka dapat memicu volatilitas di pasar keuangan.
World Bank: Indonesia hadapi risiko ekonomi global
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 0,25% pada Rabu (13/12). Ini merupakan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini. Hal ini diikuti oleh Bank sentral China yang mengerek reverse repurchase agreement 7 hari dan 28 hari sebesar 5 basis poin. Dengan melihat kondisi tersebut, Bank Dunia (World Bank) menyatakan, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki risiko eksternal yang meliputi volatilitas keuangan global. Meskipun ekonomi Indonesia diproyeksi positif pada tahun depan, yakni tumbuh sebesar 5,3%. Lead Economist Bank Dunia Frederico Gil Sander mengatakan, apabila pengetatan dari Fed yang melanjutkan normalisasi kebijakan moneternya baik dalam hal menaikkan suku bunga maupun pengurangan neraca lebih cepat dari perkiraan, maka dapat memicu volatilitas di pasar keuangan.