Wow! Dana asing di SUN cetak rekor



JAKARTA. Investor asing memandang prospek perekonomian Indonesia ke depan masih cukup baik. Hal itu tercermin dari minat asing pada surat utang negara (SUN) yang sangat tinggi. Bahkan, porsi kepemilikan asing di SUN pada awal bulan ini mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan menunjukkan, porsi dana asing di SUN, per 5 Mei 2014 mencapai Rp 379,95 triliun atau setara 34,61% dari total SUN yang dapat diperdagangkan. Jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu, nominal kepemilikan asing di SUN telah naik 17,33%.

Pada periode yang sama, total nominal SUN yang dapat diperdagangkan hanya meningkat 10,3% menjadi Rp 1.097,78 triliun. Direktur Surat Utang Negara DJPU, Loto Srinaita Ginting mengatakan, porsi dana asing tersebut merupakan tertinggi sepanjang sejarah. “Dari sisi nominalnya memang yang tertinggi,” ujarnya kepada KONTAN, kemarin (8/5).


Loto mengatakan, paling tidak ada dua faktor yang menyebabkan investor asing membanjiri pasar obligasi negara. Pertama, imbal hasil alias yield yang SUN relatif tinggi ketimbang surat utang serupa di negara lain. "Kedua, asing memandang prospek ekonomi Indonesia ke depan juga masih baik,” ungkap Loto.

Sementara, pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, tren kenaikan porsi dana asing di SUN, lebih karena imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan negara lain. Obligasi negara Amerika Serikat AS tenor 10 tahun, misalnya, imbal hasilnya cuma sekitar 2%. Sedangkan di Indonesia sekitar 8%. "Tentu ini sangat menarik bagi investor asing,” ujar Lana.

Bakal lama

Menurut Lana, surat utang Pemerintah Indonesia banyak dikoleksi oleh bank sentral negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. Investor seperti ini cenderung mengoleksi SUN untuk jangka panjang. Lana memperkirakan, tren tingginya porsi dana asing di SUN tersebut bakal berlangsung lama.

Porsinya bisa menembus 35% dari total SUN yang diperdagangkan. Investor asing berpikir dengan fundamental ekonomi Indonesia yang membaik, berarti ada kecenderungan suku bunga acuan BI rate diturunkan. Alhasil, yield SBN bisa turun dan harganya jadi naik. "Mereka beli dari sekarang dengan harapan ada capital gain saat BI rate diturunkan,” imbuh Lana.

Selanjutnya, investor asing bakal memantau laju inflasi Indonesia. Hasil pemilihan presiden (pilpres) nanti juga akan menjadi faktor penentu minat asing terhadap surat utang pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie