KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Setelah ambruk belakangan, harga saham-saham perbankan mulai melejit. Utamanya saham-saham bank milik negara atau BUMN. Sampai penutupan perdagangan di sesi pertama, Selasa (19/5), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
(BBRI) naik 10,14% menjadi Rp 2.390 per saham. Padahal seminggu sebelumnya, saham BBRI turun 3,61%. Bahkan dalam sebulan, saham
BBRI sudah jatuh 15,19%. Tak hanya
BBRI, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk
(BBNI) juga melesat 6,02% menjadi Rp 3.530. Pun dengan saham PT Bank Mandiri Tbk
(BMRI) juga naik sampai 5,91% menjadi Rp 3.940 dan saham Bank Tabungan Negara Indonesia Tbk
(BBTN) naik 1,97% menjadi Rp 775 per saham.
Tiga orang sumber kontan yang mengelola dana asing menyebut, pemerintah diwakili oleh Kepala Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengelar teleconference daring dengan para pengelola dana-dana investor alias investor meeting, Selasa (19/5) ini Dalam teleconference tersebut, investor diminta tak khawatir atas risiko
anchor bank atau bank jangkar jika kelak menerima jaminan kredit macet dari bank-bank yang meminjam likuidas dari bank anchor. “Menurut penjelasan Pak BKF, bank-bank nanti akan membentuk
special purpose vehicle (SPV) yang menampung kredit bermasalah dari bank-bank yang meminjam likuiditas dari anchor bank,” ujar sumber kontan yang tak mau disebutkan namanya dan hadir dalam pertemuan tersebut. SPV ini akan membuat bank-bank penerima ini terbebas beban membukukan kredit bermasalah ini ke buku bank. SPV akan menjadi perusahaan kendaraan bank-bank tersebut untuk menangangi jaminan kredit jika kelak bermasalah atau bahkan saat dijual. “Ini akan mengisolasi risiko keuangan perbankan yang mungkin bisa timbul di kemudian hari,” ujar sumber yang lain. Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengumumkan lebih detail atas peran dan langkah yang bisa dilakukan anchor bank. Menurut mereka, ini pula yang membuat aksi beli dilakukan oleh investor di saham-saham bank BUMN. Sampai penutupan perdagangan di sesi pertama, saham BBRI di transaksikan sampai 33.856 kali. BBRI juga menjadi saham dengan top value maupun top volume. Tak hanya itu saja, pemerintah juga menjelaskan kepada investor, penempatan dana pemerintah di bank yang mencapai Rp 87,59 triliun, naik dari alokasi sebelumnya Rp 35 triliun tak menghapus peran bank sentral dalam pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek dari Bank Indonesia. Tak hanya itu saja, dalam kesempatan yang sama, kata sumber kontan, Febrio juga menyakinkan tak ada kebijakan yang tumpang tindih dalam penempatan dana pemerintah di bank jangkar dengan fasilitas pinjaman jangka pendek Bank Indonesia. “Persis seperti yang penjelasan Wamenkeu, kemarin,” bisik sumber kontan.
Seperti sudah dijelaskan Wakil Menteri Keuangan Suahasil sebelumnya, dalam program restrukturisasi terkait efek corona melibatkan banyak bank dari BPR, BPD, hingga bank besar. Jumlahnya ribuan dengan debitur jutaan. “Untuk itu pula, perlu ada chanelling agar uang dari pemerintah masuk ke bank peserta, (bank jangkar) diteruskan oleh bank jangkar,” ujar Suahasil. Selain itu, bank-bank juga tetap merepokan surat utang negara yang dimilikinya ke bank sentral untuk mendapatkan likuiditas. Kontan sudah berupaya untuk menghubungi Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu, namun sampai tulisan ini naik, pesan pendek dan telepon kontan belum berbalas Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana