Wow, imbal hasil Jamsostek mencapai 17%



JAKARTA. Di tengah fluktuasi pasar finansial, PT Jamsostek masih mencatatkan pertumbuhan imbal hasil investasi menarik. Pada kuartal ketiga tahun ini, imbal hasil investasi Jamsostek mencapai 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Jamsostek, Elvyn Masassya, mengemukakan pertumbuhan imbal hasil investasi didukung alokasi portofolio investasi yang sebagian besar masuk ke instrumen obligasi dan saham. "Juga kenaikan sumber dana investasi baru yang merupakan akumulasi hasil investasi yang diinvestasikan kembali," ujar Elvyn, Minggu (27/10).

Sedangkan pendapatan hasil investasi tersebut adalah sebesar Rp 11,7 triliun. Kontribusi imbal hasil investasi terbesar disumbangkan oleh instrumen obligasi senilai


Rp 4,5 triliun.

Di posisi runner-up, portofolio saham sebesar Rp 4,1 triliun dan instrumen deposito senilai Rp 2 triliun. Sisanya, sumbangsih instrumen reksadana, properti dan penyertaan yang sebesar Rp 1,2 triliun.

Dengan hasil investasi tersebut, kini dana investasi Jamsostek sudah mencapai Rp 144,6 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jamsostek saat ini melayani 11,8 juta tenaga kerja aktif, naik 8% dibandingkan setahun lalu. Dari angka tersebut, Jamsostek melakukan total pembayaran jaminan sebesar Rp 9,4 triliun, naik 26% dari periode sama tahun lalu.

Secara rinci, Elvyn menjelaskan, pembayaran jaminan tersebut meliputi pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).  Sementara penerimaan iuran sebesar

Rp 18,4 triliun, tumbuh 32% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Transformasi BPJS

Masih di kuartal III 2013, Jamsostek mencetak laba bersih Rp 2,2 triliun, tumbuh 155% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Di bagian lain, Jamsostek terus menyiapkan diri dalam rangka bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Sebelumnya, Elvyn mengatakan sudah mengirimkan 13 draf terkait sebagai bahan penyusunan peraturan pemerintah yang nantinya menjadi payung hukum BPJS. "Menurut konfirmasi, bisa selesai pada November, sehingga Januari kami bisa bertransformasi menjadi BPJS," kata Elvyn. BPJS nantinya menyelenggarakan tiga program yaitu program hari tua, program kecelakaan kerja, dan program kematian.

Kemudian pada 1 Juli 2015 akan ada program pensiun. Elvyn bilang, BPJS akan merangkul lebih banyak peserta. Setelah menjadi BPJS, Elvyn menargetkan sudah ada 15,2 juta orang yang terkover pemeliharaan kesehatan dan jaminan hari tua.

Selain menyiapkan BPJS, Jamsostek tertarik membeli PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, anak usaha Askes. "Jika diizinkan, kami siap mengikuti lelang," kata Elvyn. InHealth bisa menjadi investasi jangka panjang Jamsostek melalui program jaminan kecelakaan kerja. Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan berniat menjual InHealth.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo