Wow, Indonesia kalahkan Singapura jadi merek negara paling berharga Asia Tenggara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Brand Finance telah merilis laporan tahunannya tentang 100 merek negara paling berharga di dunia. Perusahaan konsultan penilaian merek global ini mengevaluasi merek nasional suatu negara berdasarkan keadaan di negaranya dan ekonomi secara keseluruhan dengan mempertimbangkan berbagai faktor sosio-ekonomi.

Dikutip dari Seasia, merek nasional “dengan kategori kuat" menunjukkan lingkungan yang sangat menarik untuk investasi, mendorong investasi masuk, menambah nilai ekspor, dan menarik wisatawan serta pekerja terampil.

"Pariwisata adalah sumber pemasukan potensial utama untuk semua negara. Namun, persaingan sangat ketat dan sangat penting untuk memastikan semua titik dari merek diselaraskan untuk memberikan pengalaman terbaik,” sebut laporan tersebut, Selasa (23/10).


Amerika Serikat menjadi merek negara paling berharga di dunia dengan nilai US$ 25,9 triliun. Sedangkan China membuntutinya di peringkat dua dengan nilai US$ 12,779 triliun. Adapun Jerman, Inggris dan Jepang berturut-turut berada di posisi 3, 4, dan 5.

Sementara itu Indonesia berada di peringkat 16 dengan nilai US$ 848 miliar. Posisi ini mengungguli negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya, termasuk Singapura yang harus puas di posisi kedua.

Berikut daftar negara Asia Tenggara dengan merek paling berharga:

1. Indonesia, peringkat 16 dunia dengan nilai merek US$ 848 miliar

2. Singapura, peringkat 28 dunia dengan nilai merek US$ 530 miliar

3. Filipina, peringkat 29 dunia dengan nilai merek US$ 524 miliar

4. Malaysia, peringkat 30 dunia dengan nilai merek US$ 523 miliar

5. Thailand, peringkat 31 dunia dengan nilai merek US$ 509 miliar

6. Vietnam, peringkat 43 dunia dengan nilai merek US$ 235 miliar

7. Myanmar, peringkat 73 dunia dengan nilai merek US$ 52 miliar

(Putri Syifa Nurfadilah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kalahkan Singapura, Indonesia Jadi Merek Negara Paling Berharga di Asia Tenggara"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie