KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang surat berharga negara (SBN) yang digelar pemerintah pada Januari lalu laku keras. Analis memprediksi, tren tersebut bakal berlanjut, mengingat adanya sejumlah sentimen positif di pasar obligasi Februari ini. Mengutip Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk dari lima kali lelang di Januari mencapai Rp 266,17 triliun. Jumlah ini naik 41,74% dibanding total penawaran pada bulan yang sama setahun silam. Pemerintah mampu menyerap dana hingga Rp 90,18 triliun. Angka ini menanjak 28,40% ketimbang serapan di Januari tahun lalu. Asal tahu saja, target penerbitan SBN melalui lelang di kuartal I-2018 sebesar Rp 194,50 triliun.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan, likuiditas yang tinggi pada awal tahun jadi pemicu. Dia bilang, rata-rata volume transaksi SBN di pasar sekunder bulan lalu capai Rp 18 triliun. "Januari 2016, rata-rata volume transaksi SBN hanya Rp 11 triliun," ujar dia, Kamis (1/2). Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menambahkan, ramainya lelang SBN merupakan dampak dari kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings pada Desember 2017. Hal tersebut menimbulkan optimisme investor, terutama investor asing, terhadap kondisi pasar SUN di Indonesia. "Ketika Fitch mengumumkan kenaikan rating Indonesia tidak ada lelang. Makanya, investor mencoba memanfaatkan momentum tersebut di Januari," terang Made. Selain itu, pemerintah berkali-kali melelang SUN acuan, seperti FR0063, FR0064 dan FR0065. Ketiga seri tersebut baru dilelang di pasar primer pada Januari ini, setelah lelang di 2013. Alhasil, banyak investor yang antusias memburu seri-seri tersebut. Investor asing dan perbankan cukup mendominasi dalam pelaksanaan lelang SBN bulan lalu. Hal ini tercermin dari peningkatan pertumbuhan porsi kepemilikan asing dan perbankan dalam sebulan terakhir. Hingga akhir Januari, dana asing di SBN telah mencapai Rp 869,77 triliun, atau naik 4,02% month on month. Adapun dana milik investor perbankan di SBN telah mencapai Rp 544,59 triliun, atau naik 10,77% secara MoM. Prospek Februari Meski pasar obligasi dalam negeri sempat terkoreksi dalam beberapa hari terakhir, lelang SBN pada bulan ini diperkirakan masih ramai. Ariawan menilai, tekanan dari luar negeri sudah mulai mereda setelah The Federal Reserve memutuskan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan. "Bisa dibilang, sentimen dari eksternal tergolong minim di bulan ini," terang dia.
Ariawan meyakini rata-rata nilai penawaran yang bakal masuk di lelang SBN bulan ini bisa mencapai kisaran Rp 50 triliun. Alasannya, pasar obligasi domestik masih dipayungi sentimen positif. Salah satunya adalah potensi kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moodys. Jika benar terjadi, permintaan dari investor domestik maupun mancanegara saat pelaksanaan lelang SBN diyakini akan meningkat. Rendahnya tingkat inflasi juga berpotensi meningkatkan minat investor untuk ikut dalam lelang SBN. Sekadar mengingatkan, inflasi Januari lalu hanya 0,62%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie