Wow, Summarecon raup penjualan Rp 2 T dalam sehari



SERPONG. Di tengah melemahnya kondisi ekonomi dan tingginya tingkat inflasi yang menggerus daya beli masyarakat, PT Summarecon Serpong Tbk justru mengeruk penjualan dari apartemen dalam pengembangan multifungsi Serpong Midtown senilai Rp 2 triliun dalam satu hari pada Sabtu (22/11). 

Catatan penjualan setinggi itu berasal dari 2.753 unit apartemen Serpong Midtown yang dipasarkan secara serentak di Summarecon Mall Serpong, Tangerang Selatan. 

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk., Johannes Mardjuki, mengatakan pasar sangat antusias menyambut produk apartemen terbaru tersebut. Hal ini ditandai banyaknya pendaftar yang ingin memiliki nomor urut pemesanan (NUP). Terdapat lebih dari 7.500 pendaftar yang memesan NUP. Selain itu, karena harganya juga terhitung kompetitif. 


"Untuk Midtown Residence kami patok seharga Rp 13 juta sampai Rp 14 juta per meter persegi. Sedangkan Midtown Signature kami tawarkan sekitar Rp 17 juta hingga Rp 18 juta per meter persegi," papar Johannes kepada Kompas.com, Rabu (26/11). 

Serpong Midtown merupakan properti multifungsi bergaya modern minimalis dan dirancang sebagai ikon baru di wilayah Gading Serpong. Midtown Serpong mencakup 6 menara yaitu Tower Bryant, Avery, Franklin, dan Ellis (Midtown Residences) serta Tower Herald dan Galaxy (Midtown Signature).

Selain apartemen, Serpong Midtown juga dilengkapi dengan distrik komersial seperti perkantoran dan terhubung dengan Summarecon Mall Serpong. 

Fasilitas lain yang akan dikembangkan untuk menunjang penghuni Serpong Midtown adalah kolam renang, taman bermain, fasilitas kebugaran, ruang yoga, trek joging, klub anak, jalur refleksi, dan taman. Khusus Midtown Signature, fasilitas yang akan ditambahkan adalah  jacuzzi, dan barbeque park, klub anak, pusat bisnis, fasilitas kebugaran dalam ruang, dan sebagainya.

"Diminatinya Serpong Midtown juga karena saat ini dianggap waktu yang tepat untuk membeli dan investasi properti. Karena pada 2015 mendatang harga properti pasti naik. Summarecon sendiri akan menaikkan harga sekitar 10% hingga 15%," ungkap Johannes. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto