Bukan hanya rasanya yang enak, berjualan bakso ternyata masih menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Tak mau repot membikin adonan sendiri, tak ada salahnya Anda mencoba tawaran waralaba bakso yang sudah menjamur. Siapa yang tak kenal bakso? Si bulat abu-abu yang terbuat dari daging giling plus tepung ini memang sudah akrab menggoyang lidah orang Indonesia. Tak heran, banyak pengusaha bakso bermunculan menawarkan aneka inovasi bakso. Waralaba bakso juga berlomba mencari mitra dengan tawaran bakso unik. Ya unik, karena nama baksonya bermacam-macam. Selain variasi nama, pengusaha juga melakukan variasi isi bakso. Bukan hanya bakso isi telur dan daging cincang, waralaba Bakso Kaget menawarkan bakso isi jagung, udang, sampai isi cabai. Wuih, kreatif bukan? Direktur Bakso Kaget Johan Halim bilang, bisnis bakso masih sangat menjanjikan selama mampu menawarkan inovasi dan memberikan citarasa yang cocok di lidah konsumen. “Bakso itu bisa dimakan siapa saja, dari anak kecil sampai orang tua,” ujar Johan. Menurut dia, itu lantaran harga semangkuk bakso terbilang murah dan jenis makanan ini tak terlalu berat. Bakso juga pilihan yang cocok bagi mereka yang ingin menraktir teman, tapi kantong sedang tipis. Seporsi bakso cuma Rp 12.000.Kendati harga cukup murah, si pedagang tak perlu khawatir tidak dapat untung. Johan mengatakan, dari harga Rp 10.000 per porsi, harga pokok penjualan (HPP) hanya Rp 5.200. “Bagaimana, untungnya lumayan bukan? Belum lagi keuntungan dari minuman? “ imbuh Johan. Wahyu Parmono, Direktur Waralaba Bakso Tulang Muda asal Jogjakarta pun tidak menampik bahwa margin bakso cukup tinggi. Sekitar 30% - 42%. “Kalau dalam sehari bisa meraup omzet Rp 1,5 juta, maka dalam 7 bulan sudah bisa balik modal,” jelasnya. Wahyu melihat, potensi bisnis bakso masih besar dan menjanjikan keuntungan. Di luar Pulau Jawa, bakso juga cukup digandrungi. Tak heran, mitra Bakso Tulang Muda di luar Pulau Jawa mulai banyak. Setidaknya ada 10 outlet di luar Pulau Jawa. Bisnis waralaba bakso ini memang masih empuk, tengok saja perkembangan mitra Bakso Tulang Muda yang baru setahun ini berjalan sudah memiliki sekitar 36 mitra. Sementara Bakso Kaget, sejak berdiri tahun 2008 hingga sekarang sudah memiliki 94 mitra. Tertarik mencoba? Sebaiknya pertimbangan penawaran para pewaralaba ini.Tentukan lokasiSebelum mengajukan kerja sama dengan sebuah waralaba, ada baiknya Anda sudah menetapkan lokasi usaha, selain dana. Maklum, hampir setiap waralaba mensyaratkan si calon mitra memiliki lokasi strategis. “Bisa sewa, bisa rumah sendiri,” ujar Wahyu. Ada baiknya Anda memiliki lokasi yang berkonsep rumah daripada ruko. Alasannya, untuk mendekatkan diri dengan konsumen. Wahyu menjelaskan, Bakso Tulang Muda mewadahi semua golongan konsumen dari anak-anak, anak muda, hingga orang tua. Untuk itu dengan konsep rumah, desain-desain ruangan akan lebih maksimal untuk menarik golongan-golongan konsumen tersebut. Dia mengakui, konsep ruang usaha seperti rumah makan cepat saji asal Amerika tak ada salahnya diterapkan untuk usaha bakso. Bakso Tulang Muda juga menawarkan konsep usaha depot. Lahan yang diperlukan maksimal 5 meter (m) x 3 m. Adapun untuk konsep restoran minimal ukuran 4 m x 6 m. Beda depot dengan restoran adalah dari sisi menu. “Kalau depot hanya jualan bakso, sementara konsep restoran boleh ada pengembangan makanan lain, misalnya mi ayam. Sewa lahan untuk usaha sekitar Rp 25 juta per tahun. Sewanya minimal dua tahun,” katanya.
Wow, ternyata si daging bulat masih bisa menghasilkan laba nikmat
Bukan hanya rasanya yang enak, berjualan bakso ternyata masih menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Tak mau repot membikin adonan sendiri, tak ada salahnya Anda mencoba tawaran waralaba bakso yang sudah menjamur. Siapa yang tak kenal bakso? Si bulat abu-abu yang terbuat dari daging giling plus tepung ini memang sudah akrab menggoyang lidah orang Indonesia. Tak heran, banyak pengusaha bakso bermunculan menawarkan aneka inovasi bakso. Waralaba bakso juga berlomba mencari mitra dengan tawaran bakso unik. Ya unik, karena nama baksonya bermacam-macam. Selain variasi nama, pengusaha juga melakukan variasi isi bakso. Bukan hanya bakso isi telur dan daging cincang, waralaba Bakso Kaget menawarkan bakso isi jagung, udang, sampai isi cabai. Wuih, kreatif bukan? Direktur Bakso Kaget Johan Halim bilang, bisnis bakso masih sangat menjanjikan selama mampu menawarkan inovasi dan memberikan citarasa yang cocok di lidah konsumen. “Bakso itu bisa dimakan siapa saja, dari anak kecil sampai orang tua,” ujar Johan. Menurut dia, itu lantaran harga semangkuk bakso terbilang murah dan jenis makanan ini tak terlalu berat. Bakso juga pilihan yang cocok bagi mereka yang ingin menraktir teman, tapi kantong sedang tipis. Seporsi bakso cuma Rp 12.000.Kendati harga cukup murah, si pedagang tak perlu khawatir tidak dapat untung. Johan mengatakan, dari harga Rp 10.000 per porsi, harga pokok penjualan (HPP) hanya Rp 5.200. “Bagaimana, untungnya lumayan bukan? Belum lagi keuntungan dari minuman? “ imbuh Johan. Wahyu Parmono, Direktur Waralaba Bakso Tulang Muda asal Jogjakarta pun tidak menampik bahwa margin bakso cukup tinggi. Sekitar 30% - 42%. “Kalau dalam sehari bisa meraup omzet Rp 1,5 juta, maka dalam 7 bulan sudah bisa balik modal,” jelasnya. Wahyu melihat, potensi bisnis bakso masih besar dan menjanjikan keuntungan. Di luar Pulau Jawa, bakso juga cukup digandrungi. Tak heran, mitra Bakso Tulang Muda di luar Pulau Jawa mulai banyak. Setidaknya ada 10 outlet di luar Pulau Jawa. Bisnis waralaba bakso ini memang masih empuk, tengok saja perkembangan mitra Bakso Tulang Muda yang baru setahun ini berjalan sudah memiliki sekitar 36 mitra. Sementara Bakso Kaget, sejak berdiri tahun 2008 hingga sekarang sudah memiliki 94 mitra. Tertarik mencoba? Sebaiknya pertimbangan penawaran para pewaralaba ini.Tentukan lokasiSebelum mengajukan kerja sama dengan sebuah waralaba, ada baiknya Anda sudah menetapkan lokasi usaha, selain dana. Maklum, hampir setiap waralaba mensyaratkan si calon mitra memiliki lokasi strategis. “Bisa sewa, bisa rumah sendiri,” ujar Wahyu. Ada baiknya Anda memiliki lokasi yang berkonsep rumah daripada ruko. Alasannya, untuk mendekatkan diri dengan konsumen. Wahyu menjelaskan, Bakso Tulang Muda mewadahi semua golongan konsumen dari anak-anak, anak muda, hingga orang tua. Untuk itu dengan konsep rumah, desain-desain ruangan akan lebih maksimal untuk menarik golongan-golongan konsumen tersebut. Dia mengakui, konsep ruang usaha seperti rumah makan cepat saji asal Amerika tak ada salahnya diterapkan untuk usaha bakso. Bakso Tulang Muda juga menawarkan konsep usaha depot. Lahan yang diperlukan maksimal 5 meter (m) x 3 m. Adapun untuk konsep restoran minimal ukuran 4 m x 6 m. Beda depot dengan restoran adalah dari sisi menu. “Kalau depot hanya jualan bakso, sementara konsep restoran boleh ada pengembangan makanan lain, misalnya mi ayam. Sewa lahan untuk usaha sekitar Rp 25 juta per tahun. Sewanya minimal dua tahun,” katanya.