WSKT bangun dua pabrik beton pracetak



JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan membangun dua pabrik betok pracetak berkapasitas 350.000 ton pada tahun ini. Pembangunan pabrik anyar tersebut akan dilakukan melalui anak usahanya, PT Waskita Beton Precast.

Direktur Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan, pembangunan pabrik tersebut untuk mengejar target kapasitas produksi beton precast tahun ini sebesar 2,65 juta ton per tahun.

"Akhir tahun lalu, kapasitas produksi kami masih 1,8 juta ton," katanya, baru-baru ini.


Menurut Jarot, Waskita Beton Precast akan membangun satu pabrik beton pracetak di Palembang, berkapasitas 250.000 ton. Pabrik tersebut untuk melayani proyek-proyek yang ada di daerah Sumatera bagian Selatan, terutama kebutuhan proyek light rail transit (LRT) di Palembang, yang akan digarap WSKT.

Asal tahu saja, proyek LRT ditargetkan rampung pada Juni 2018 demi mendukung perhelatan Asian Games di Palembang. Proyek ini memiliki panjang 24,5 kilometer (km) dengan dua koridor.

Sementara, satu pabrik lagi akan didirikan di Jawa Tengah, berkapasitas 100.000 ton per tahun. Jarot bilang, rencananya, pembangunan kedua pabrik tersebut dimulai Maret 2016 dan ditargetkan rampung September 2016.

Baru-baru ini, WBP telah berhasil mengakuisisi dua pabrik pracetak di Subang, Jawa Barat, dan Cilegon, Banten. Keduanya berkapasitas produksi 500.000 ton. Jadi, dari total delapan pabrik yang dimiliki, kapasitas produksi perusahaan saat ini mencapai 2,3 juta ton per tahun.

Tahun ini, Waskita Beton Precast menyiapkan belanja modal sekitar Rp 850 miliar untuk penambahan kapasitas produksi. Dana tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman induk usaha.

Emiten konstruksi pelat merah itu memang baru mengucurkan pinjaman Rp 300 miliar untuk mencaplok pabrik pracetak di Subang dan Cilegon.

Tahun ini, Waskita Beton Precast menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 7 triliun, naik 133% dari tahun lalu, senilai Rp 3 triliun. Sekitar Rp 1,5 triliun dari proyek eksternal dam Rp 5,5 triliun dari proyek garapan WSKT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie