JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terus mendorong pengembangan bisnis PT Waskita Beton Precash (WBP) sebelum melantai di bursa saham tahun ini. Perseroan baru-baru ini memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp 300 miliar kepada WBP untuk melakukan ekspansi peningkatan kapasitas produksi lewat akuisisi dua pabrik precash. "Akuisisi ini dilakukan untuk mengejar kapasitas produksi precash tahun ini yang ditargetkan sebesar 2,6 juta ton per tahun," kata Direktur Utama WSKT, Muhammad Choliq pada KONTAN, Selasa (2/2). Selain mengakuisisi pabrik paracetak, Choliq bilang WBP juga akan mengoptimalkan produksi pabrik beton Karawang, Jawa Barat yang baru dibangun tahun lalu guna memenuhi kontrak pengadaan precash kepada para costumer. Fasilitas pinjaman yang diberikan tersebut dikenakan bunga 10,5% per tahun. Nilai transaksi ini 4,23% dari ekuitas perseroan sebesar Rp 7,08 triliun pada Juni 2015. Perjanjian fasilitas pinjaman tersebut ditandatangani pada 29 Januari 2016 lalu. Saat ini WBP telah memiliki enam pabrik dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton. Terakhir, WBP membeli pabrik senilai Rp 135 miliar pada Juli 2015 dari PT Precast Concrete Indonesia. Pabrik tersebut berlokasi di Sadang-Jawa Barat dengan kapasitas produksi 250.000 ton beton per tahun. Selain memberikan fasilitas pinjaman, WSKT juga melakukan suntikan modal sebesar Rp 300 miliar untuk memperkuat permodalan WBP saat melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) yang ditargetkan pada September mendatang. "Nanti IPO ini akan menggunakan buku Juni," katanya. Perseroan akan melepaskan saham WBP sekitar 35%-40% dengan target perolehan dana penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 3,5 triliun -Rp 4 Triliun. Saat ini proses IPO ini sudah dalam tahap penunjukan financial advisor.
WSKT beri pinjaman Rp 300 miliar ke Waskita Beton
JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terus mendorong pengembangan bisnis PT Waskita Beton Precash (WBP) sebelum melantai di bursa saham tahun ini. Perseroan baru-baru ini memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp 300 miliar kepada WBP untuk melakukan ekspansi peningkatan kapasitas produksi lewat akuisisi dua pabrik precash. "Akuisisi ini dilakukan untuk mengejar kapasitas produksi precash tahun ini yang ditargetkan sebesar 2,6 juta ton per tahun," kata Direktur Utama WSKT, Muhammad Choliq pada KONTAN, Selasa (2/2). Selain mengakuisisi pabrik paracetak, Choliq bilang WBP juga akan mengoptimalkan produksi pabrik beton Karawang, Jawa Barat yang baru dibangun tahun lalu guna memenuhi kontrak pengadaan precash kepada para costumer. Fasilitas pinjaman yang diberikan tersebut dikenakan bunga 10,5% per tahun. Nilai transaksi ini 4,23% dari ekuitas perseroan sebesar Rp 7,08 triliun pada Juni 2015. Perjanjian fasilitas pinjaman tersebut ditandatangani pada 29 Januari 2016 lalu. Saat ini WBP telah memiliki enam pabrik dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton. Terakhir, WBP membeli pabrik senilai Rp 135 miliar pada Juli 2015 dari PT Precast Concrete Indonesia. Pabrik tersebut berlokasi di Sadang-Jawa Barat dengan kapasitas produksi 250.000 ton beton per tahun. Selain memberikan fasilitas pinjaman, WSKT juga melakukan suntikan modal sebesar Rp 300 miliar untuk memperkuat permodalan WBP saat melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) yang ditargetkan pada September mendatang. "Nanti IPO ini akan menggunakan buku Juni," katanya. Perseroan akan melepaskan saham WBP sekitar 35%-40% dengan target perolehan dana penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 3,5 triliun -Rp 4 Triliun. Saat ini proses IPO ini sudah dalam tahap penunjukan financial advisor.