KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menyuntik dana ke beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui mekanisme penyertaan modal negara (PMN) di tahun depan. Dua emiten BUMN Karya, PT Waskita Karya Tbk (
WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (
ADHI) telah disetujui untuk mendapatkan suntikan dana. Mekanisme penambahan modal tersebut diproyeksikan akan dilakukan melalui penerbitan saham baru (
rights issue). Analis Mirae Asset Sekuritas, Joshua Michael menilai melalui suntikan dana tersebut,
gearing ratio kedua emiten berpotensi turun karena ekuitas meningkat. Namun, dia menilai rasio utang kedua BUMN Karya tersebut masih akan tinggi. "Saat ini
gearing ratio ADHI ada di sekitar 2 kali dan WSKT di sekitar 4 kali," ujar Joshua kepada Kontan.co.id, Senin (23/8).
Baca Juga: Pemerintah sediakan dana Rp 38,5 triliun untuk 7 BUMN ini pada 2022 Kendati telah direstui mendapatkan suntikan dana baru, Joshua menilai untuk saat ini prospek saham kedua emiten tersebut masih belum menarik. Sebab, belum ada katalis positif dalam waktu dekat. Dia memproyeksikan katalis positif untuk sektor konstruksi kemungkinan baru akan muncul di kuartal keempat 2021. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan persetujuan suntikan dana untuk kedua emiten tersebut akan menjadi salah satu sinyal positif di tengah situasi dan kondisi sektor konstruksi yang masih belum cukup baik. Terkait perbaikan utang dari PMN yang akan didapat, Nico melihat ADHI telah berhasil meningkatkan rating utang dari Pefindo menjadi A- dengan outlook stabil. Capaian itu mengalami kenaikan dari sebelumnya negatif.
Baca Juga: Anggaran infrastruktur tahun depan masih jumbo, begini prospek saham BUMN karya Menurut Nico, perbaikan rating memberikan sebuah gambaran fundamental ADHI kian membaik. Pendapatan pada semester pertama 2021 Adhi Karya turun 19,6%. Tetapi, EBIT meningkat 6% secara tahunan. Kemudian untuk WSKT, berpotensi mendapatkan dana segar senilai Rp 17,5 triliun dari
rights issue dan penerbitan obligasi. Waskita menargetkan
rights issue bisa dilakukan pada bulan Desember 2021 mendatang. "Ditambah lagi dengan adanya PMN, perkiraan dana yang akan didapatkan senilai Rp 12 triliun, kurang lebihnya. Tentu hal tersebut akan semakin membuat rasio dan kondisi keuangan WSKT terus membaik," ujar Nico.
Baca Juga: Kinerja emiten BUMN karya bisa terpoles anggaran infrastruktur yang masih besar Nico melihat prospek keduanya masih dapat dikatakan baik, meskipun masih membutuhkan waktu untuk benar-benar pulih dari situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Namun, pihaknya meyakini kinerja WSKT dan ADHI juga pasti akan pulih seiring dengan membaiknya situasi dan kondisi perekonomian. Hanya saja, dia tetap menyarankan investor untuk tetap hati-hati karena pemulihan ekonomi yang masih belum dapat dikatakan baik. "Ketidakpastian masih sangat tinggi, dan apapun bisa saja terjadi," imbuh Nico.
Nico merekomendasikan
buy untuk kedua BUMN Karya tersebut,
ADHI dengan target harga Rp 1.050 per saham dan
WSKT dengan target harga Rp 1.000 per saham. Sementara, Joshua merekomendasikan
hold untuk WSKT di Rp 800 per saham sebagai
main beneficiary SWF. Kemudian, untuk ADHI dia merekomendasikan
buy di target harga Rp 1.250 per saham. "Valuasi PBV yang termurah di antara BUMN Karya menyebabkan
downside risk terbatas," tutupnya.
Baca Juga: Adhi Karya Menerima Pembayaran LRT Jabodebek Sebesar Rp 520,5 Miliar Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati