KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan raihan nilai kontrak Rp 6,8 triliun per Oktober 2024.
Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital Rudi Purnomo mengatakan, realisasi tersebut memang lebih kecil dibandingkan raihan pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 13,1 triliun. Dilihat dari pemberi kerja, mayoritas alias 89,5% berasal dari pemerintah dan BUMN. Sisanya 10,5% berasal dari pengembangan bisnis (
business development).
Dari tipe pekerjaannya, sebesar 77,4% adalah pekerjaan konektivitas. Lalu, 16,9% dari pekerjaan gedung dan 5,4% dari pekerjaan sumber daya air (SDA). Dari metode pembayaran, sebesar 99,3% dilakukan dengan mekanisme non-turnkey dan sebesar 0,7% dengan turnkey.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Selesaikan Proyek Irigasi Peterongan Mrican di Jawa Timur “Lalu, untuk metode pekerjaannya mayoritas alias 82,1% bersifat
non-joint operation (NJO) dan 17,9% bersifat
joint operation,” ujarnya dalam
public expose WSKT, Selasa (26/11). Rudi memaparkan, WSKT menargetkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp 14,5 triliun di akhir tahun 2024. Sisa dari raihan tersebut optimistis bisa dilengkapi oleh WSKT lewat beberapa kontak jumbo yang akan dikantongi di sisa tahun ini. “Ada beberapa tender proyek yang mengalami penundaan hingga bulan November-Desember tahun ini. Dengan potensi itu, pencapaian target Rp 14,5 triliun diharapkan bisa tercapai,” paparnya. Melansir laporan keuangan, WSKT mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan alias rugi bersih sebesar Rp 3 triliun hingga kuartal III 2024. Angka ini naik 5,93% dari rugi bersih di kuartal III-2023 yang sebesar Rp 2,83 triliun. Kenaikan rugi bersih ini ditopang oleh pendapatan usaha WSKT yang sebesar Rp 6,78 triliun di periode Januari-September 2024. Realisasi itu turun 13,22% secara tahunan alias
year on year (YoY) dari Rp 7,81 triliun di periode sama tahun lalu. Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho alias Oho mengatakan, Nilai
Gross Profit Margin (GPM) perseroan turut naik menjadi 15,19%, setelah sebelumnya pada kuartal III tahun lalu sebesar 9,90%. EBITDA Waskita juga naik hingga 141 persen, dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Buyback 53,78 Juta Saham Kresna Kusuma Dyandra Marga "Waskita berkomitmen untuk menjaga
sustainability bisnis pasca penandatanganan restrukturisasi 21 kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,37 triliun yang merupakan bagian dari kesepakatan dalam MRA,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. Oho menuturkan, WSKT juga sudah mengantongi persetujuan Pokok Perubahan Perjanjian KMK Penjaminan (KMKP) oleh lima kreditur perbankan sebesar Rp 5,2 triliun. Upaya restrukturisasi itu mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. “Menteri BUMN Erick Thohir pun mengapresiasi langkah Waskita. Menurutnya, kerja keras Perseroan selama dua tahun terakhir membuahkan hasil yang signifikan,” paparnya. Menurut Oho, Waskita juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga dari empat seri obligasi non-penjaminan, di mana sudah dilakukan pembayaran atas kupon restrukturisasi dan kupon standstill. Terkait satu seri obligasi non-penjaminan yang belum mendapat persetujuan, WSKT terus melakukan komunikasi intensif kepada pemegang obligasi dan Wali Amanat. “Langkah itu guna mencapai persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi selanjutnya,” ungkapnya. Lebih lanjut, Oho menegaskan, Waskita tetap optimis dapat meningkatkan pencapaian nilai kontrak baru. “Ada beberapa strategi kunci yang Perseroan siapkan, di antaranya fokus pada pasar baru dengan menyasar berbagai proyek BUMN, BUMD, dan swasta,” ungkapnya.
Baca Juga: Anggaran Infrastruktur Belum Pasti, Simak Prospek Kinerja Emiten BUMN Karya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati