WSKT menambah pabrik beton lagi



JAKARTA. Demi meningkatkan perolehan laba, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berusaha menekan beban operasional. Caranya, WSKT akan terus mengembangkan bisnis precast atau beton pra cetak. "Kami akan membangun satu pabrik lagi," kata Direktur Keuangan WSKT, Tunggul Rajagukguk, kemarin.

Rencananya, WSKT akan membangun pabrik dengan kapasitas 200.000 ton precast per tahun tersebut di Palembang. Pabrik tersebut targetnya mulai beroperasi Februari tahun depan. Hanya saja, saat ini WSKT masih dalam tahap pencarian lahan.

WSKT menganggarkan investasi Rp 15 miliar untuk membangun pabrik precast. Tunggul bilang, WSKT akan memanfaatkan pendanaan internal untuk pembangunan pabrik precast tersebut.


Saat ini, WSKT telah memiliki empat pabrik precast di Sadang, Cibitung, Pasuruan, dan Bali. Dari situ, WSKT dapat memproduksi 750.000 ton precast per tahun. Beton ini untuk kebutuhan WSKT.

Tunggul berharap, dengan membangun lima pabrik tersebut bisa sedikit menekan beban operasional WSKT sekitar 0,5% sampai 1%. Pada semester I 2013, beban pokok pendapatan WSKT naik 9,1% dari Rp 2,51 triliun menjadi Rp 2,74 triliun.

Tahun ini, Waskita merevisi target pendapatannya. Manajemen memperkirakan, pendapatan WSKT pada tahun iniĀ  hanya akan mencapai Rp 10,6 triliun. Target tersebut naik 20,32% dari perolehan pendapatan di 2012 sebesar Rp 8,81 triliun. Sebelumnya, manajemen WSKT pernah menargetkan bisa meraih pendapatan Rp 11,8 triliun di tahun ini.

Manajemen merevisi target pendapatan WSKT karena kurs rupiah yang melemah dan inflasi tinggi. Selain itu, ada dua proyek WSKT yang tak terealisasi di tahun 2013. Pertama, proyek pembangunan Bandara Soekarno-Hatta. Kedua, proyek jalan tol Cikampek-Palimanan yang tak sesuai harapan.

Meski demikian, laba bersih WSKT diperkirakan bisa naik 42% menjadi Rp 363 miliar di 2013. Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menilai, pabrik precast bisa menekan beban WSKT 10%-15% dalam tiga tahun. Terlebih, bila WSKT mulai menjual produknya ke pihak eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana