JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memiliki segudang rencana untuk memajukan bisnis. Salah satu rencana WTON adalah membangun pabrik baru. Maklum, permintaan beton terus bertambah banyak. Lantaran kebutuhan dana WTON untuk ekspansi cukup besar, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pun memutuskan mencari dana eksternal dengan melepas saham perdana ke publik alias initial public offering (IPO). WTON melepas 2,04 miliar saham baru setara 23,4% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO WTON Rp 590 per saham. Dus dari aksi korporasi tersebut, WTON berhasil menghimpun dana Rp 1,2 triliun.
Direktur Keuangan WTON, Entus Asnawi mengatakan, 85% dana hasil IPO akan WTON gunakan untuk ekspansi, sedangkan sisanya 15% sebagai modal usaha. Dana ekspansi tersebut 18,5% untuk pengolahan quarry material alam di Cigudeg, Donggala, Boyolali, dan Lampung Selatan. Selanjutnya 39,5% untuk membangun pabrik baru di Lampung Selatan, Pasuruan dan Kalimantan Timur. Lalu, 19,5% untuk menambah kapasitas pabrik existing di pabrik Sumatera Utara, Lampung, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Sulawesi Selatan, serta penambahan cetakan produk. Kemudian, 19,4% hasil IPO untuk mengembangkan usaha jasa, seperti pembelian alat pancang inner boring dan penambahan alat post tensioning. Terakhir, sisanya untuk membentuk unit perbengkelan (mould maker). Entus bilang, sebagian ekspansi akan dilakukan tahun ini. Sedangkan, sebagian lagi di tahun depan. Tahun ini, WTON akan mulai membangun pabrik di Lampung serta quarry di Lampung dan Bogor. Sedangkan, untuk pabrik di Kalimantan baru akan dimulai tahun depan. "Kami tidak ingin konsentrasi terpecah, sehingga lebih baik fokus dulu sebagian tahun ini, setelah selesai dilanjutkan sebagian lainnya," kata Entus, Jumat (11/4). Sampai saat ini Wika Beton memiliki delapan pabrik. Hingga akhir tahun ini, Entus yakin, WTON bisa meningkatkan kapasitas produksi beton pra cetak sebanyak 300.000 ton. Dengan begitu, produksi beton pra cetak tahun ini bisa menjadi 2,3 juta ton dari 2 juta ton di akhir tahun lalu. Angka tersebut juga terus meningkat dibandingkan produksi WTON di akhir 2012 yang hanya 1,85 juta ton. Bidang bisnis beragam Sebagai perusahaan konstruksi yang sudah berpengalaman selama 30 tahun, segmen usaha WTON beragam. WTON memiliki usaha di bidang perdagangan dan industri beton, jasa konstruksi, serta lainnya yang terkait. Adapun, kegiatan usaha ini mencakup perencanaan, produksi, penjualan, pemasangan, dan pelaksanaan konstruksi produk beton. Seperti, tiang transmisi serta distribusi kelistrikan dan telepon, tiang pancang, bantalan jalan rel, beton untuk jembatan, dinding penahan tanah, bangunan gedung, bangunan maritim, dan produk beton lainnya. Namun, menurut Entus, kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari tiang pancang yang mencapai 60%. Selama ini, pasar WTON paling besar memang masih di Jawa. Tapi, WTON juga menggarap beberapa proyek di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur yang terus berkembang membuat bisnis WTON terus kebanjiran permintaan.
Untuk memenangkan persaingan di pasar, manajemen WTON tak hanya menaikkan jumlah produksi. WTON juga terus mengembangkan bisnis dengan mengadopsi dan merilis teknologi baru. Pasca IPO ini, WTON yakin, kinerja perusahaan akan makin berkembang. Tahun ini, WTON menargetkan pendapatan bisa naik 34,61% menjadi Rp 3,5 triliun dari Rp 2,6 triliun di 2013. Sedangkan, target laba bersih naik 30,4% menjadi Rp 313 miliar. "Tahun ini, kami ingin mempertahankan margin laba bersih di 9,1%," imbuh Wilfred A Singkali, Presiden Direktur WTON. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana