KARAWANG. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berencana merevisi target kontrak baru tahun ini menjadi Rp 3,2 triliun. Proyeksi itu menyusut 20% dari target semula, yakni Rp 4 triliun. Alasan WTON merevisi target lantaran kapasitas terpasang pabrik pada tahun ini belum mampu memenuhi permintaan lebih besar. "Sampai akhir tahun, kapasitas terpasang kami baru 70% dari total kapasitas produksi pabrik," ujar Wilfred Singkali, Direktur Utama WTON di Karawang, Selasa (15/9). Saat ini, WTON telah memiliki 10 pabrik dengan kapasitas produksi 2,35 juta ton per tahun. Namun, hingga akhir tahun nanti kapasitas terpasang pabrik itu baru 70%, sehingga tak mampu memenuhi permintaan yang lebih tinggi. Sebenarnya Wilfred optimistis WTON meraup banyak kontrak baru pada kuartal empat tahun ini. Sebab, di kuartal keempat, proyek infrastruktur pemerintah diprediksi mulai bergulir dan bisa menyumbang perolehan kontrak baru WTON. Namun, belum optimalnya kapasitas terpasang pabrik menyebabkan WTON tak leluasa menangkap peluang tersebut.
WTON pangkas target kontrak tahun ini
KARAWANG. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berencana merevisi target kontrak baru tahun ini menjadi Rp 3,2 triliun. Proyeksi itu menyusut 20% dari target semula, yakni Rp 4 triliun. Alasan WTON merevisi target lantaran kapasitas terpasang pabrik pada tahun ini belum mampu memenuhi permintaan lebih besar. "Sampai akhir tahun, kapasitas terpasang kami baru 70% dari total kapasitas produksi pabrik," ujar Wilfred Singkali, Direktur Utama WTON di Karawang, Selasa (15/9). Saat ini, WTON telah memiliki 10 pabrik dengan kapasitas produksi 2,35 juta ton per tahun. Namun, hingga akhir tahun nanti kapasitas terpasang pabrik itu baru 70%, sehingga tak mampu memenuhi permintaan yang lebih tinggi. Sebenarnya Wilfred optimistis WTON meraup banyak kontrak baru pada kuartal empat tahun ini. Sebab, di kuartal keempat, proyek infrastruktur pemerintah diprediksi mulai bergulir dan bisa menyumbang perolehan kontrak baru WTON. Namun, belum optimalnya kapasitas terpasang pabrik menyebabkan WTON tak leluasa menangkap peluang tersebut.