WTON telah serap dana IPO 66%



JAKARTA. Hingga akhir September 2015, PT Wijaya Karya Beton tbk (WTON) telah menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana (IPO) sebesar Rp 775,8 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 66,03% dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi.

Berdasarkan keterangan resmi WTON, Jumat (16/10), dana IPO yang masih tersisa saat ini tercatat sebesar Rp 399,08 miliar. Adapun penggunaan dana IPO selama ini sebagaian besar dialokasikan untuk pembangunan pabrik baru, yakni senilai Rp 227,6 miliar.

Selain itu, dana IPO juga digunakan untuk pengolahan quarry material alam sebesar Rp 103,36 miliar, penambahan kapasitas pabrik existing Rp 134,35 miliar, pengembangan usaha jasa Rp 134,23 miliar dan untuk modal kerja Rp 176,23 miliar.


Adapun dana IPO WTON setelah dikurangi bisaya emisi mencapai Rp 1,174 triliun. Sesui prospektus, sebesar 14,1% dana IPO akan digunakan untuk pengolahan Qarry material alam, pembangunan pabrik baru Rp 39,95%, penambahan kapasitas pabrik existing 21,3%, pengembangan usaha jasa 21,14%, pembentukan usaha baru 3,51% dan tambahan modal kerja 15%.

Sebagai tambahn, WTON terus berupaya menambah kapasitas produksi untuk menambah pundi-pundi pendapatan. Tahun depan, anak usaha emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga 2,4 juta ton per tahun.

Saat ini, Kapasitas produksinya baru 2,3 juta ton per tahun setelah ditambah dengan hadirnya pabrik baru di Lampung selatan dengan kapasitas 100.000.

Pabrik beton Lampung Selatan ini ditargetkan bisa segera beroperasi tahun ini. Saat ini, pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai progress 97%, pembangunan fasilitas Jetty berjalan 93% dan pembangunan Quarry 98%. Wilfred mengatakan pabrik ini sudah mulai uji coba produksi.

Tahun depan. perseroan juga berencana menambah kapasitas kapasitas produksi melalui pada pabrik-pabrik existing yakni di Makassar, Pasuruan dan Lampung. Untuk pendanaan penambahan kapasitas tersebut, WTON akan mengandalkan sisa dana IPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri