Wuih! Sepekan terakhir, rupiah sudah keok 1,5%



JAKARTA. Mata uang rupiah menuju pelemahan mingguan terbesar sejak November lalu. Pada pukul 09.51 WIB, pelemahan rupiah pada pekan ini mencapai 1,5% menjadi 11.595 per dollar AS. Ini merupakan penurunan terbesar sejak pekan  yang berakhir 29 November lalu. Pada pagi ini (25/4), rupiah menguat 0,1% setelah sebelumnya menyentuh posisi terlemah dalam tujuh pekan terakhir yakni 11.658 pada 23 April lalu. Ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi langkah rupiah pagi ini.  Salah satunya, investor tengah menunggu langkah apa yang akan diambil pemerintah terkait membengkaknya defisit neraca berjalan. "Rupiah saat ini sedang memasuki tren melemah. Namun sepertinya tidak sampai ke level 12.000 lagi," papar Saktiandi Supaat, head of foreign exchange research Malayan Banking Bhd di Singapura. Dia menambahkan, pelaku pasar saat ini juga ingin mengetahui siapa yang akan menjadi cawapres Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, dan apa kebijakan mereka terhadap perekonomian. Seperti yang diketahui, kemarin, Jokowi bilang dirinya sudah mengerucutkan pilihan cawapres menjadi dua hingga tiga orang. Pemilihan presiden dan wakil presiden sendiri dijadwalkan akan berlangsung pada 9 Juli mendatang. Sementara itu, chief executive officer and foreign exchange strategist FPG Securities di Tokyo bilang, saat ini tingkat yield obligasi Indonesia masih sangat tinggi. Namun hal itu akan turut membantu menyokong mata uang rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie