KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (
GGRP) terus memperkuat komitmen guna mendukung program pemerintah dalam mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060. Komitmen kali ini dilakukan melalui dua penandatanganan nota kesepahaman alias memorandum of understanding (MoU), yakni dengan Fortescue Future Industries (FFI) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Penandatanganan dilakukan di Bali pada Minggu (13/11) pada gelaran B20 Summit. “Penandatanganan MoU untuk menjalin kerjasama dan mengidentifikasi potensi kolaborasi yang saling menguntungkan. Termasuk mengenai pemakaian energi bersih yang ramah lingkungan," jelas Kimin Tanoto Anggota Komite Eksekutif Gunung Raja Paksi, Senin (14/11).
Baca Juga: Ini Strategi Gunung Raja Paksi (GGRP) Dukung Penerapan Emisi Nol Karbon Menurut Kimin, MoU dengan FFI mengeksplorasi kolaborasi dalam kasus penggunaan hidrogen hijau dan amonia hijau. Penggunaan hidrogen hijau memungkinkan GGRP memproduksi baja rendah emisi di sektor yang sangat sulit dikurangi. Sedangkan perjanjian dengan Kadin menjanjikan komitmen GGRP menuju nol bersih. Kerja sama tersebut dinilai cukup strategis. Pasalnya, produksi baja merupakan salah satu sektor paling berpolusi dan mengkonsumsi energi di dunia sehingga menjadi penyumbang utama emisi global. Hingga kini, industri baja Asia menyumbang lebih dari 70% emisi karbon dalam produksi baja global. “Oleh karena itu GGRP bekerja sama dengan para mitra yang memiliki keahlian untuk mendorong bisnis dan industri baja kami menuju masa depan yang sejahtera dan lebih ramah lingkungan,” imbuh Kimin. FFI merupakan perusahaan energi hijau global yang berkomitmen untuk memproduksi hidrogen hijau, mengandung nol karbon, dari 100% sumber terbarukan. Sementara Kadin merupakan organisasi payung dari kamar-kamar dan asosiasi-asosiasi bisnis Indonesia, yang komitmen tinggi untuk memanfaatkan potensi dan sinergi perekonomian nasional, dan menawarkan forum strategis bagi pengusaha Indonesia. Kimin menambahkan, berbagai upaya mencapai Indonesia Net Zero Emission tersebut, tak lepas dari peran Kadin Net Zero Hub (Kadin NZH). Kadin NZH merupakan wadah gerakan dekarbonisasi pada sektor industri dan komersial serta upaya mendukung transisi energi guna mencapai Indonesia Net Zero Emission.
Baca Juga: Incar Pertumbuhan Penjualan 39% Tahun 2022, Begini Strategi Gunung Raja Paksi (GGRP) Terkait hal itu, Ketua Komite Energi Terbarukan Kadin Muhammad Yusrizki menjelaskan, Kadin NZH bertujuan untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan membantu sektor swasta Indonesia dalam merealisasikan komitmen net zero emission pada entitas bisnis masing-masing dan meningkatkan daya kompetisi di pasar global. “Pencapaian nol bersih pada 2060, hanya dapat dicapai dengan kerjasama dengan mitra sektor swasta seperti GRP. Kami berharap MoU ini akan membuka jalan bagi kemitraan masa depan,” kata Yusrizki. Sementara Andrew Forrest AO, Ketua dan Pendiri FFI mengatakan, pihaknya tak bisa mengurangi emisi karbon sendirian. Dia berharap, perusahaan-perusahaan penghasil emisi mengikuti jejak GGRP. “Kami bertekad, membantu mereka untuk melakukan menuju dekarbonisasi,” kata Andrew. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi