Xi Jinping: Dunia harus bekerja sama untuk memerangi pandemi



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dalam Boao Forum yang dihelat Selasa (20/4/2021), Presiden China Xi Jinping mengatakan, dunia harus bekerja sama dalam memerangi pandemi Covid-19, terutama di bidang-bidang seperti pengembangan dan distribusi vaksin untuk mengalahkan virus.

Hal tersebut menjadi tema yang juga digaungkan oleh beberapa pemimpin global lainnya yang menjadi pembicara di sesi pleno pembukaan, antara lain Presiden Singapura Halimah Yacob, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

Melansir Straits Times, Xi dalam pidato keynote videonya di forum yang diadakan di provinsi Hainan selatan, solidaritas dan kerja sama diperlukan dalam perang yang sedang berlangsung melawan Covid-19, terutama di bidang-bidang seperti berbagi informasi dan upaya kolektif, terutama di bidang vaksin.


“Penting bagi kita untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam penelitian dan pengembangan, produksi dan distribusi vaksin serta meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauannya di negara berkembang sehingga semua orang di dunia dapat mengakses dan membeli vaksin yang mereka butuhkan,” katanya.

Baca Juga: Xi Jinping: Dunia menginginkan keadilan, bukan hegemoni

Dia menambahkan, "Penting juga bagi kami untuk mengambil langkah-langkah komprehensif untuk meningkatkan tata kelola global pada keamanan kesehatan publik dan bekerja sama untuk komunitas kesehatan global untuk semua."

Melalui Belt and Road Initiative, perusahaan China telah memulai produksi vaksin bersama dengan negara-negara seperti Indonesia, Brasil, Uni Emirat Arab, Malaysia, Pakistan, dan Turki.

Baca Juga: Ancaman invasi Taiwan oleh China semakin nyata, ini buktinya

“Kami akan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak di bidang pengendalian penyakit menular, kesehatan masyarakat, pengobatan tradisional dan bidang lainnya untuk bersama-sama melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat di semua negara,” tambahnya, seraya menyerukan kemitraan yang lebih erat di bidang kesehatan.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie