Xi Jinping ke Kim Jong Un: China Siap Kerja Sama dengan Korut untuk Perdamaian Dunia



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bahwa Beijing bersedia bekerja sama dengan Pyongyang untuk perdamaian dunia.

Pesan dari Xi ini datang beberapa hari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua dalam salah satu uji cobanya yang paling kuat. Korea Utara menyatakan akan menghadapi ancaman nuklir Amerika Serikat (AS) dengan nuklirnya sendiri.

Korea Utara telah melakukan peluncuran rudal yang memecahkan rekor dalam beberapa pekan terakhir dan kekhawatiran berkembang bahwa mereka sedang membangun uji coba nuklir ketujuh, yang pertama sejak 2017.


Dalam pesannya kepada Kim, Xi mengatakan Beijing siap bekerja sama dengan Korea Utara untuk perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran kawasan dan dunia, demikian laporan Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA).

Baca Juga: Kebijakan Xi Jinping Ini Bikin Warga Ramai-ramai Ingin Hengkang dari China

Xi mengatakan dia bersedia bekerja sama dengan Pyongyang karena "perubahan di dunia, waktu, dan sejarah terjadi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya", kata KCNA, mengutip dari pesan yang dikatakan diterima sebagai tanggapan atas ucapan selamat dari Kim setelah Kongres Partai Komunis China memberi masa jabatan ketiga bagi Xi Jinping.

Kongres bulan lalu menyerahkan masa jabatan ketiga kepada Xi.

Beberapa hari sebelum peluncuran ICBM Korea Utara, Xi bertemu di sela-sela KTT Kelompok 20 di Bali dengan Presiden AS Joe Biden, yang menyuarakan keyakinan bahwa Beijing tidak ingin melihat eskalasi lebih lanjut oleh Pyongyang.

Washington ingin China, sekutu terpenting Pyongyang dan dermawan ekonomi, menggunakan pengaruhnya untuk membantu mengendalikan Korea Utara.

Peluncuran rudal 18 November tampaknya merupakan ICBM terbaru Pyongyang dengan jangkauan potensial untuk mencapai daratan AS.

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan terbuka mengenai peluncuran tersebut, dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan India di antara 14 negara untuk "mengutuk keras" tindakan Pyongyang.

Tetapi seorang diplomat Barat mengatakan kepada AFP bahwa China dan Rusia telah memilih untuk tidak mencantumkan nama mereka dalam pernyataan hari Senin.

Awal bulan ini, Amerika Serikat menuduh Beijing dan Moskow melindungi Pyongyang dari hukuman lebih lanjut.

Pada bulan Mei, China dan Rusia memveto upaya yang dipimpin AS untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran sebelumnya.

Pyongyang sudah berada di bawah berbagai sanksi internasional atas program rudal nuklir dan balistiknya, dan China menyumbang lebih dari 90 persen perdagangan bilateral negara miskin itu.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Tembus Rekor Tahunan, Prospek Ekonomi China Makin Suram

Editor: Khomarul Hidayat