KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kunjungan delegasi AS beranggotakan enam orang senator dipimpin oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer. Lawatan tersebut merupakan kunjungan pejabat tinggi AS terakhir dalam upaya Washington meredakan ketegangan dengan Beijing. "Bagaimana China dan Amerika Serikat berhubungan satu sama lain di hadapan perubahan besar dan kekacauan di dunia akan menentukan masa depan dan takdir umat manusia," kata Xi Jinping usai menerima kunjungan Schumer di Balai Agung Rakyat, Senin (9/10).
"Saya sudah katakan berulang kali, termasuk kepada sejumlah presiden, bahwa kami memiliki 1.000 alasan untuk memperbaiki hubungan AS dan China, tapi tidak satu pun alasan untuk merusaknya," tuturnya, sembari menambahkan betapa relasi kedua negara "merupakan hubungan bilateral paling penting di dunia."
Baca Juga: Indonesia Akan Teken Utang US$ 560 Juta dari China untuk Proyek Kereta Cepat Kepada Xi, Schumer mengatakan "negara kita, bersama-sama, akan membentuk abad ini," ujarnya. "Sebab itu kita harus mengelola hubungan kedua negara secara bertanggung jawab dan penuh rasa hormat." Sebelumnya, pejabat tinggi urusan luar negeri China, Wang Yi, menyuarakan harapan bahwa AS dan China bisa mengelola perbedaan "dengan cara yang lebih rasional." "Krisis di Ukraina belum mereda dan perang kembali meletus di Timur Tengah," kata Wang. "Tantangan ini harus ditanggulangi masyarakat internasional, dan China bersama AS harus memainkan peranan penting," imbuhnya. Schumer sebaliknya berterima kasih kepada pemerintah China setelah mau mendengarkan "kekhawatiran besar" AS, yakni antara lain "kesetaraan hak bagi pengusaha dan pekerja Amerika," yang dianggapnya sebagai "sasaran nomer satu," dalam kunjungan tersebut.
Mencairnya konflik kedua adidaya?
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Percaya Diri dengan Masa Depan Ekonomi China Schumer termasuk yang paling gencar mendukung UU Chip dan Sains yang diloloskan tahun lalu. Regulasi tersebut diniatkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan AS dengan kucuran dana stimulus dan pembebasan pajak. Saat ini, Fraksi Demokrat AS sedang menyiapkan legislasi baru untuk mengurangi peralihan teknologi dan perpindahan modal dari AS ke China. "China harus menjamin kesetaraan bagi perusahaan dan pekerja AS. Banyak warga AS, sebagian besar, termasuk delegasi kami, tidak percaya adanya keadilan itu saat ini," tutur Schumer kepada Wang. Delegasi AS antara lain melibatkan senator dari Partai Republik, Mike Crapo, dan dijadwalkan berkunjung ke dua negara lain.
Baca Juga: IMF: China Bisa Mempercepat Pertumbuhan Jika Melakukan Reformasi Ekonomi Pendapat Schumer menggaungkan keluhan Menteri Perdagangan AS, Gina Marie Raimondo, Agustus silam. Saat itu, dia mengatakan bahwa China telah menjadi negara "rawan investasi," menyusul maraknya pemberian denda dan penggerebekan terhadap unit korporasi asing.
"Kami menyambut kompetisi," antara kedua negara, "tapi kami tidak mengincar konflik," kata Schumer lagi. Kunjungan delegasi Senat AS merupakan lawatan pejabat tinggi teranyar AS ke China tahun ini. Menlu Antony Blinken, Menteri Keuangan Janet Yellen dan Mendag Gina Raimondo, sudah sempat berkunjung ke Beijing, termasuk juga utusan iklim AS, John Kerry. Jumat (6/10), Presiden Joe Biden mengatakan kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping dalam KTT APEC di San Fransisco, November mendatang. Wang juga dijadwalkan berkunjung ke Washington jelang konferensi tersebut.
Artikel ini telah tayang di DW.com dengan judul "Xi Jinping: Konflik AS dan China Tentukan "Takdir Umat Manusia", Klik untuk baca: https://www.dw.com/id/xi-jinping-konflik-as-dan-cina-tentukan-takdir-umat-manusia/a-67042656?maca=ind-VAS_Ind_Kontan_News-35437-xml-media Editor: Syamsul Azhar