Xi Jinping: Tingkat kebahagiaan warga di Xinjiang kian meningkat



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Kantor berita China Xinhua memberitakan, Presiden China Xi Jinping mengatakan tingkat kebahagiaan di antara semua kelompok etnis di wilayah barat Xinjiang meningkat. Terkait hal itu, China berencana untuk terus mengajarkan penduduknya pandangan yang "benar" tentang China.

Mengutip Reuters, China berada di bawah pengawasan internasional atas perlakuannya terhadap Muslim Uighur dan klaim dugaan pelanggaran kerja paksa di Xinjiang. Hal ini terungkap dari pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengutip laporan yang kredibel. Laporan itu mengatakan, satu juta Muslim yang ditahan di kamp-kamp Xinjiang telah dipekerjakan secara paksa.

Kendati demikian, China telah berulang kali membantah memperlakukan masyarakat Uighur dengan buruk dan mengatakan kamp-kamp itu adalah pusat pelatihan kejuruan yang diperlukan untuk mengatasi ekstremisme. China juga menuduh ada gerakan pasukan anti-China yang mencoreng kebijakan Xinjiang.


"Rasa mendapat keuntungan, kebahagiaan, dan keamanan di antara orang-orang dari semua kelompok etnis (di Xinjiang) terus meningkat," kata Xi dalam konferensi Partai Komunis yang berkuasa di Xinjiang yang diadakan pada hari Jumat dan Sabtu, seperti yang dilansir Xinhua.

Baca Juga: China bantah lakukan penghancuran ribuan masjid di Xinjiang

Xi mengatakan, penting untuk mendidik penduduk Xinjiang tentang pemahaman bangsa China dan membimbing semua kelompok etnis dalam membangun perspektif yang benar tentang negara, sejarah, dan kebangsaan.

“Praktik telah menunjukkan bahwa strategi partai untuk mengatur Xinjiang di era baru sepenuhnya benar dan itu harus menjadi pendekatan jangka panjang," tambahnya.

Baca Juga: Laporan lembaga think tank Australia: China hancurkan ribuan masjid di Xinjiang

Pada bulan Juli, Washington menjatuhkan sanksi kepada pejabat China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uighur di bawah Global Magnitsky Act. Peraturan ini memungkinkan pemerintah AS untuk menargetkan pelanggar hak asasi manusia dengan membekukan aset mereka di AS, melarang perjalanan ke AS, dan melarang warga Amerika berbisnis dengan mereka.

Selanjutnya: Jumlah kamp penahanan muslim Uighur di China ternyata banyak sekali & terus diperluas

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie