XL Axiata akan masuk bisnis konten



JAKARTA. Menyadari tren telah berubah menjadi serba digital, operator seluler, PT XL Axiata Tbk (EXCL), tahun ini bakal aktif memacu bisnis layanan digital. Operator ini bersiap menekuni bisnis konten digital.

Dian Siswarini, Wakil Presiden Direktur XL Axiata berucap, untuk memulai bisnis ini perusahaan itu tengah mendalami tiga model bisnis. Masing-masing menjadi broker konten, produsen konten atau menggandeng pemain over the top (OTT) global seperti Google atau Facebook. "Kami akan memilih salah satunya untuk dijalani dalam bisnis konten digital," ujar Dian, akhir pekan lalu.

Karena masih kajian, Dian belum bisa menyebut berapa investasi yang bakal digelontorkan XL di bisnis digital. Yang jelas, secara bertahap, jenis layanan bisnis XL akan beralih ke digital, seperti layanan penjualan, layanan konsumen atau pemasaran.


Sebetulnya, operator ini telah menyadari tren digital sejak beberapa tahun terakhir. Makanya, XL sudah punya tiga jenis bisnis digital, seperti layanan transaksi finansial digital bernama XL Tunai juga mobile banking, bisnis internet of things (IoT) seperti machine to machine (M2M), komputasi awan dan situs belanja online (e-commerce) dengan label Elevenia.

Dian mengklaim, ketiga bisnis digital XL ini mengalami pertumbuhan bisnis melebihi dari target yang ditetapkan. Catatan KONTAN, XL menargetkan 1,5 juta sambungan terpasang untuk layanan M2M. Pendapatan layanan digital XL diproyeksikan berasal dari M2M sebesar 15%, mobile banking 15%, digital entertainment 50% dan mobile advertising sebesar 20%.

Namun, margin bisnis digital yang bersumber dari layanan data ini masih tipis. Padahal, bisnis digital memiliki banyak variasi dan skema bisnis yang bisa dikembangkan. Berbeda dengan bisnis konvensional seperti suara dan pesan singkat. "Margin data memang sangat kecil, hanya separuh dari bisnis konvensional. Jika margin bisnis konvensional 40%, margin data 20%," jelasnya.

XL juga tidak berani mematok pendapatan bisnis digital secara agresif dalam waktu singkat. Menurutnya, yang namanya bisnis perintis alias start up harus siap menanggung konsekuensi balik modal rata-rata lima tahun.

Ia mencontohkan untuk Elevenia, XL baru berharap menikmati keuntungan pada 2019 nanti. Kata Dian, XL telah menyiapkan nafas sepanjang empat tahun dalam melihat kinerja Elevenia yang diproyeksi akan merugi. "Ini hal umum, masih rugi di tahun awal. Namun, karena pertumbuhan Elevenia bagus, kami yakin bisa untung empat tahun lagi," imbuhnya.

Untuk menyiasati margin bisnis data terkerek, XL punya tiga cara. Pertama, efisiensi beban pengeluaran. Caranya  kerjasama infrastruktur dan jaringan seperti menara atau fiber dan bisa kerjasama spektrum. "Penghematan kerjasama spektrum 20%-40%. Untuk ini kami menunggu aturan  pemerintah," ujar Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL.

Kedua, mengerek tarif harga jual layanan data. Ketiga, memompa volume trafik layanan data pelanggan XL. Menurut Dian, ketiga siasat ini bisa dikombinasikan. "Jadi, meningkatkan margin data tak hanya dengan strategi pricing," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto