XL Axiata kaji peminat menara telekomunikasi



JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) bakal menyelesaikan penjualan menara telekomunikasinya atau base transciever station (BTS)  di semester dua tahun ini. Operator seluler itu sudah mencatat nama-nama perusahaan yang berniat membeli.

Turina Farouk, Vice President Corporate Communication XL Axiata, berujar, para penawar (bidder) telah mengajukan proposal penawaran. Hanya, Turina masih enggan memberitahu siapa saja para penawar ini. "Tendernya belum masuk tahap final. Jadi belum bisa disebutkan siapa saja bidder yang ikut. Mohon maaf ya," kata dia kepada KONTAN, Minggu (28/9).

XL Axiata juga belum bisa memberitahukan berapa banyak menara yang akan dilepas serta prediksi nilai jual. Namun, operator itu sempat menyatakan bahwa menara yang akan dijual adalah menara yang dimiliki XL, bukan menara Axis, yang telah diakuisisi XL. "Jumlah menara belum fixed. Tapi semester dua ini diharapkan bisa selesai lelang menaranya," ujar Turina lebih lanjut.


Dua perusahaan pengelola menara BTS, yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) menyatakan ke KONTAN, telah mengajukan penawaran pembelian ke XL.

Direktur Utama Tower Bersama Herman Setya Budi bilang, masih menunggu pengumuman dari XL. "Kami sudah mengajukan proposal penawaran. Sekarang menunggu dan mengikuti saja timeline dari XL," ujarnya.

Sayang, Herman juga enggan membocorkan apa saja proses yang telah dilalui perusahaan itu, sejak dibukanya lelang tersebut pada Juli lalu hingga kini. Dia juga belum mau mengungkap berapa jumlah menara dan nilai penawaran dari pihaknya. Untuk bayar utang 

Senada dengan Herman, Sekretaris Perusahaan Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan pun enggan bercerita tentang lelang ini. "Kami sangat berminat sekali mengikuti lelang ini," ujar Juliawati melalui pesan singkatnya, Minggu (28/9).

Berdasar catatan KONTAN, Tower Bersama telah siap dengan berbagai rencana pendanaan untuk membiayai pembelian menara XL. Pertama, TBIG punya fasilitas debt program yang belum ditarik senilai US$ 1 miliar. Kedua, menggelar penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap II senilai Rp 500 miliar - Rp 1 triliun. Ketiga, menerbitkan obligasi global sebesar US$ 500 juta.

Informasi saja, XL Axiata bermaksud menjual menara BTS untuk mencari dana pelunasan utang. Berdasar laporan keuangan per akhir semester I - 2014, XL Axiata di paruh pertama tahun ini merugi Rp 482,52 miliar. Penyebabnya, pendapatan cuma tumbuh 12,14% menjadi Rp 11,54 triliun, tidak mengimbangi beban bunga pinjaman yang naik 23,25%, menjadi Rp 11,13 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto